Mewaspadai Manuver Kelompok Separatis Ganggu PON XX Papua

ilustrasi kelompok separatis di papua.

Oleh: Agoes Abidin) *

Pergelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 di Papua sudah semakin dekat, pemerintah Indonesia pun terus merampungan persiapan penyelenggaraan ajang olahraga tersebut, baik dari segi infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM) dan di sektor keamanan. Kewaspadaan terhadap gangguan dari Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua ditingkatkan untuk mengamankan PON XX, karena munculnya indikasi bahwa gencarnya aksi-aksi penembakan, penyerangan, kekerasan terhadap warga dan aparat di wilayah Papua, salah satunya karena ingin menggagalkan PON XX.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan bahwa pihaknya sedang mendalami dugaan upaya penggagalan PON oleh KKSB, mengingat beberapa hari terakhir ini sering terjadi penembakan di beberapa daerah yang menjatuhkan korban jiwa.

Menurut Waterpauw, jika KKB memang berupaya menggagalkan pelaksanaan PON, aparat kepolisian tak akan tinggal diam dan bakal melakukan tindakan tegas terhadap kelompok tersebut.

Untuk diketahui, kontak senjata antara kelompok separatis Papua Merdeka dengan aparat keamanan Indonesia masih terus terjadi. Pada Senin pagi (9/3), seorang anggota TNI tewas setelah pos Koramil Jila, Mimika, ditembaki KKSB. Dandim Mimika Letkol Pio Nainggolan menjelaskan seorang anggotanya terkena peluru ketika akan salat subuh dan meninggal dunia beberapa jam kemudian di rumah sakit. Letkol Nainggolan mengatakan pasukan gabungan militer dan polisi kini sedang mengejar kelompok kriminal bersenjata yang melakukan aksi penembakan.

Sebelumnya, pada Februari lalu, seorang anggota Polri dari Brimob, Bharada Doni Priyanto, juga tewas akibat tembakan dari kelompok separatis.

Sementara itu, sekitar 1.500 warga saat ini dievakuasi dari berbagai kampung di Tembagapura, Kabupaten Mimika. Warga merasakan keresahan karena sejak kedatangan KKSB, barang maupun bahan kebutuhan pokok diambil secara paksa dari rumah-rumah warga setempat oleh anggota kelompok separatis tersebut, bahkan sambil menodongkan senjata kepada warga.

Kelompok separatis ingin menunjukkan eksistensinya dan menakuti masyarakat Indonesia agar segala upaya pemerintah untuk memajukan Papua, bisa digagalkan, termasuk penyelenggaraan pesta olahraga berstandar nasional ini. Bukan hanya penyerangan dan penembakan, namun sebaran hoax pun menjadi salah satu cara kelompok separatis untuk menciptakan provokasi dan keresahan. Kenapa? PON XX di Papua merupakan bukti bahwa Papua adalah bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). PON XX merupakan ajang untuk merekakan tali persaudaraan dan persatuan dalam bingkai NKRI.

PON XX merupakan salah satu wujud kepedulian pemerintah Indonesia untuk membangun dan memajukan Papua. PON XX membawa banyak manfaat bagi masyarakat Papua. Hal tersebut merupakan ancaman bagi kelompok separatis atau kelompok pro-Papua merdeka yang sangat getol ingin lepas dari Indonesia.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, PON XX 2020 tak akan terganggu dengan berbagai serangan dari KKSB dan bakal tetap berlangsung sesuai rencana yakni pada 20 Oktober hingga 2 November 2020 mendatang. Pemerintah sudah mengantisipasi semuanya berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang ada di Polri. Mahfud meyakini Polri dan TNI mampu mengantisipasi upaya atau ancaman yang dari kelompok tersebut.

Masyarakat Bumi Cendrawasih sangat gembira dalam menyambut PON XX. Berbagai kearifan local mulai dipersiakan, roda perekonomian lebih menggeliat dan keindahan infrastruktur PON XX nampak dengan megah berdiri di tanah Papua. Selain itu, solidaritas dan rasa kebangsaan tumbuh di antara masyarakat Papua yang sangat antusias menyambut PON XX di wilayah mereka.

Harapan besar masyarakat adalah agar agenda nasional tersebut dapat berlangsung dengan lancar dan aman. Untuk itu, rakyat dan aparat keamanan harus meningkakan kewaspadaan dan menjaga kondusifitas di tanah Papua. Jangan biarkan kelompok kriminal separatis bersenjata, merusak keinginan orang Papua untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Papua bisa menyelenggarakan even berstandar nasional di republik ini. ()

*Pemerhati Sosial Politik