Media Harus Tumbuhkan Optimisme Masyarakat Jalani New Normal

Oleh : Deka Prawira )*

Era new normal yang sedang kita jalani di tengah pandemi bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi, ada perasaan takut untuk beraktivitas di luar, namun di sisi lain hidup harus terus berjalan dan roda ekonomi kembali digerakkan. Caranya dengan bekerja lagi di luar rumah. Masyarakat yang masih ragu sudah sepatutnya mendapat suntikan optimisme dari berita yang ditayangkan oleh media cetak maupun televisi. Media diharap bisa berperan aktif dalam menyiarkan berita-berita bernada positif di era new normal.

Pandemi covid-19 belum berakhir dan kita mulai beradaptasi dengan memasuki zaman new normal. Pelan-pelan pasar dan pusat perbelanjaan dibuka kembali. Orang-orang juga mulai bekerja dan beraktivitas lagi di luar rumah. Bagaikan kembali ke era sebelum ada serangan corona, namun bedanya sekarang semua orang wajib pakai masker. Mereka juga tidak boleh bergerombol dan harus mematuhi aturan untuk physical distancing.

Namun keadaan ini membuat sebagian orang jadi paranoid. Mereka masih saja takut terkena virus covid-19, padahal kenyataannya seseorang tidak akan tertular jika imunitasnya tinggi dan menjaga higienitas. Orang-orang ini yang butuh asupan berita dari media yang menayangkan berita tentang keberhasilan new normal. Jadi tidak usah ketakutan saat keluar rumah.

Media juga diharapkan tetap menyiarkan berita positif saat new normal. Misalnya, televisi, radio, koran, maupun media online sebaiknya menayangkan kabar tentang keberhasilan pasien corona yang sembuh setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit. Mereka juga bisa menayangkan berita tentang intensif dari pemerintah kepada tenaga medis sebagai wujud apresiasi terhadap pengorbanan para nakes.

Masih ada lagi berita positif di era new normal seperti pembolehan kembali pengendara ojek online yang menggunakan sepeda motor untuk mengangkut penumpang, meski dengan prosedur yang lebih ketat seperti wajib menjaga higienitas. Selain itu, taman hiburan Disneyland akan dibuka lagi, meski semua pengunjung wajib pakai masker dan tidak ada sesi bersalaman dengan badut yang berperan sebagai tokoh kartun.

Berita-berita positif ini yang sudah selayaknya ditayangkan oleh media. Tujuannya tentu agar orang-orang kembali optimis dalam menjalani era new normal dan tidak jadi paranoid terhadap suasana di luar rumah. Sayangnya selama ini yang beredar masih berita negatif seperti tayangan tentang melonjaknya pasien corona, padahal yang betul adalah pasien baru ini terdeteksi sakit karena gencarnya rapid test yang diadakan di banyak kota di Indonesia. Jika memang ingin menayangkannya, seharusnya mengambil dari angle positif, yaitu jika orang terdeteksi terkena corona maka bisa dirawat sesegera mungkin.

Mengapa masih saja ada berita negatif yang ditayangkan oleh media? Karena ada anggapan bahwa berita negatif lebih menarik minat masyarakat. Masih banyak orang yang menyukai sensasi dan kejutan saat membaca berita. Jadinya oknum yang menulis di media online berlomba-lomba membuat berita, tidak peduli itu negatif. Yang penting banyak pembacanya dan mereka memakai trik click bait alias menipu pembacanya dengan judul yang menghebohkan, padahal isi beritanya tidak bermutu.

Selain berita negatif masih ada pula hoax yang tersebar tentang corona. Masyarakat diminta untuk waspada dan tidak percaya begitu saja jika ada judul berita yang sensasional. Apalagi jika hanya forward-an dari grup WA lain. Kredibilitasnya sangat dipertanyakan. Lebih baik Anda mengecek dengan membandingkannya dengan berita dari media lain, dan berlangganan koran atau situs yang lebih terpercaya.

Sudah seharusnya media sebagai corong masyarakat memuat berita positif, jadi orang-orang menatap masa depan dengan optimis saat memasuki era new normal. Berita positif juga masih bisa menarik banyak pembaca asalkan isiny bagus. Jangan pula untuk mudah percaya jika ada berita yang menghebohkan dan periksa dulu itu valid atau hanya hoax.

)* Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa cikini