Masyarakat Mendukung Program Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi

ilustrasi pasar tradisional.

Oleh :  Raavi Ramadhan )*

Pemerintah mengadakan program pemulihan ekonomi nasional untuk mengatasi keadaan finansial negara yang sempat oleng karena corona. Program ini sangat baik karena yang didorong untuk maju tidak hanya perusahaan BUMN, tapi juga pengusaha UMKM. Semoga dengan program pemulihan ekonomi nasional, bisa membuat kondisi keuangan Indonesia jadi makin sehat.

Program pemulihan ekonomi nasional adalah proyek besar dari Pemerintah. Tidak main-main, lebih dari 600 trilyun rupiah digelontorkan demi mensukseskan program ini. Hampir semua sektor mendapat intensif dalam program pemulihan ekonomi nasional, mulai dari korporasi, sektoral dan pemda, sektor kesehatan, hingga UMKM.

Saat ini banyak orang yang kehilangan pekerjaan karena kantornya mengurangi jumlah karyawan. Penyebabnya karena bisnis tersebut sepi akibat pukulan dari corona. Masyarakat yang membutuhkan itu mendapat bantuan sosial dari pemerintah berupa uang tunai 600.000 rupiah atau paket sembako, dan bisa berupa BLT atau bantuan PKH. Bantuan ini diberikan hingga 3 bulan ke depan. Dana untuk memberikan bansos ini sebanyak 203 trilyun rupiah.

Program pemulihan ekonomi nasional membantu masyarakat untuk mendapatkan bantuan sosial dan hingga saat ini penyerapannya baru 28 persen. Hal ini wajar karena uang bansos diberikan secara bertahap, sehingga penyerapannya juga bertahap. Dalam melakukan pemberian bansos ini, pemberiannya benar-benar diawasi sehingga yang mendapatkan bantuan hanya pihak yang membutuhkan dan harus tepat sasaran.

Untuk para pebisnis UMKM juga mendapatkan keringanan berupa pengurangan suku bunga kredit dari Bank, yang awalnya 6 persen jadi 3 persen per bulan. Selain dikurangi, maka masa pinjaman juga dipanjangkan, jadi yang harus dibayarkan tidak sebesar biasanya. Hal ini membuat pengusaha UMKM bisa bernapas lega, karena katika pandemi covid-19 berlangsung, toko mereka jadi sepi, sehingga sempat kesulitan membayar cicilan ke Bank.

Pemerintah menganggarkan hingga 123 trilyun rupiah untuk membantu Bank serta perusahaan finance dalam menjalankan program ini. Dengan catatan pengusaha UMKM wajib mengajukan intensif terlebih dahulu. Karena yang mendapatkan hanya pengusaha yang pinjamannya di bawah 500 juta rupiah.

Untuk mengatasi corona, maka pemerintah juga menyuntikkan dana lebih dari 87 trilyun rupiah. Uang sebesar itu digunakan untuk membeli APD dan alat kesehatan seperti ventilator, juga untuk membeli obat covid-19 dan membayar intensif dari para tenaga kesehatan. Saat ini verifikasi Rumah Sakit masih dilanjutkan, sehingga dipastikan bahwa bantuan ini tepat sasaran.

Korporasi seperti perusahaan BUMN juga mendapat bantuan dari pemerintah sebesar 53,37 trilyun rupiah. Rupanya tidak semua BUMN dalam keadaan finansial yang menguntungkan. Jadi pemerintah menyuntikkan dana agar perusahaan tersebut bisa berjalan kembali.

Ketika BUMN diharuskan untuk sehat kembali, tentu wajib diikuti dengan infrastruktur yang memadai untuk menyokong kegiatannya. Jadi pemerintah juga sudah ancang-ancang untuk melanjutkan proyek strategis nasional dan membangun jalan tol, proyek smelter, serta proyek-proyek lain. Jadi mereka bisa berjalan beriringan dan menghasilkan keuntungan yang besar.

Progam ekonomi nasional wajib didukung oleh rakyat karena semua ini hasilnya untuk rakyat. Pemberian dana hingga trilyunan bukanlah suatu pemborosan, melainkan suatu cara agar keadaan ekonomi kita kembali membaik. Jadi Indonesia bisa selamat dari resesi yang menakutkan. Kita tentu tidak ingain mengalami krisis moneter seperti pada tahun 1998 yang lalu.

Rakyat juga tidak usah khawatir dengan adanya suntikan dana yang besar untuk mensukseskan program ini, karena presiden sudah menginstruksikan semua pihak untuk mengawasinya. Mulai dari kejaksaan, aparat, hingga pemerintah desa, semua berkolaborasi untuk memastikan program ini berjalan dengan lancar. Tidak akan ada KKN dan penggerogotan dana pada program ini, karena pelakunya sudah diancam dengan hukuman yang berat.

)* Penulis adalah mahasiswa universitas pakuan bogor