New Normal Pulihkan Sektor Pariwisata

Festival layangan yang disukai juga oleh para turis di Bali.

Oleh : Andri Saputro )*

Dibukanya era new normal membuat pengusaha di bidang pariwisata gembira karena masyarakat boleh keluar rumah lagi setelah beberapa bulan stay at home. Mereka yang sudah jenuh lalu refreshing dengan mengunjungi tempat wisata dan bermalam di hotel. Pengusaha tempat rekreasi lega karena bisnisnya kembali berjalan dengan lancar.

Pandemi Covid-19 membuat pemilik hotel dan tempat rekreasi hanya bisa gigit jari, karena tingkat okupansi dan kunjungan yang turun drastis. Apalagi penginapan yang mengandalkan tamu asing, bisnisnya langsung otomatis jadi sepi karena tidak ada penerbangan dari luar negeri. Mereka jadi beralih ke usaha katering harian dan mengandalkan dapur hotel.

Saat fase new normal dimulai sebulan lalu, pemerintah mulai agak melonggarkan peraturan. Secara bertahap, sektor pariwisata boleh dibuka kembali, mulai september ini. Dimulai dari Bali, Riau, dan 3 daerah lain. Lantas di tempat wisata di kota lain juga boleh dibuka lagi. Hal ini juga didukung oleh transportasi karena kereta api dan pesawat boleh dijalankan lagi.

Dibukanya sektor pariwisata ini tentu dengan banyak persyaratan. Tempat rekreasi dan penginapan harus mengikuti protokol kesehatan. Karyawan wajib pakai masker atau face shield, disediakan wadah cuci tangan, serta ada jumlah maksimal pengunjung untuk menaati aturan jaga jarak.

Di dalam hotel, penyemprotan dengan disinfektan juga dilakukan, terutama di lobi, pegangan pintu, lift, dan eskalator. Karena merupakan area yang sering disentuh oleh banyak orang. Makan pagi yang disediakan hotel juga diantar ke kamar pengunjung, agar mematuhi aturan jaga jarak.

Agar aman dari penularan corona melalui uang kertas, maka pembayaran harus memakai cashless alias melalui transfer, kartu kredit, atau dompet digital. Jadi sebelum berangkat ke tempat wisata, pastikan Anda sudah mengisi saldo uang virtual. Agar tidak repot untuk mencari ATM. Pengunjung juga wajib diperiksa suhu badannya, maksimal 38 derajat celcius.

Ketika sektor pariwisata dibuka maka diperkirakan akan ramai kembali karena masyarakat sudah rindu ingin berjalan-jalan. Pengusaha di bidang tour and travel juga bisa merasa lega karena mendapatkan pesanan lagi dari turis lokal. Namun hal ini jangan membuat mereka lalai, karena masih harus mematuhi aturan physical distancing dan protokol kesehatan lain.

Jadi ketika ada paket tour bisa disesuaikan dengan aturan. Misalnya jika di dalam 1 bus bisa berisi 30 orang, maka diatur agar isinya maksimal 15 orang saja. Paket tour juga bisa memberikan bonus masker dan face shield gratis untuk pesertanya. Di dalam bus dan tempat wisata juga harus dipastikan higienis agar peserta merasa aman dan tidak tertular corona.

Jika Anda masih takut untuk berwisata ke tempat umum, misalnya ke pantai atau danau, maka datanglah saat keadaan sepi. Misalnya pagi-pagi sekali atau di kala senja. Hal itu untuk mengantisipasi pengunjung yang ternyata membludak dan mereka juga bandel karena tidak memakai masker. Seusai berwisata juga langsung mandi dan berganti baju agar tetap aman.

Saat berwisata, bawa juga perlengkapan tambahan di dalam tas seperti hand sanitizer, masker cadangan, dan tisu basah. Bawa juga makanan dan minuman dari rumah agar lebih terjaga kebersihannya. Anda juga tidak repot mencari di mana letak warung atau restoran saat jam makan siang. Jangan sampai traveling malah jadi bencana karena tertular corona.

Berwisata di era new normal boleh-boleh saja tapi patuhi protokol kesehatan. Pengusaha di bidang pariwisata juga wajib menjaga higienitas di tempat wisata dan karyawannya selalu pakai masker. Jumlah pengunjung juga masih dibatasi agar menaati aturan jaga jarak. Selamat traveling dengan aman dan jaga kebersihan agar selalu aman dari corona. 

)* Penulis adalah anggota ikatan Mahasiswa Gunung Kidul