Gotong Royong Cegah Covid-19 dan Pulihkan Ekonomi

Ilustrasi.

Oleh : Zakaria )*

Presiden Jokowi mengimbau konsep berbagi beban diaplikasikan di sektor ekonomi selama pandemi Corona. Dengan saling bergotong-royong dan memikul beban dengan kompak, maka cobaan ini bisa dilewati bersama-sama. Program ekonomi nasional juga harus dijalankan dengan lancar dan tidak boleh ada korupsi sama sekali.

Pemerintah berusaha keras membangkitkan sektor ekonomi di Indonesia yang terhantam oleh badai Corona. Tujuannya tentu agar kita bangkit lagi dan  jangan sampai jumlah pengangguran dan orang miskin bertambah. Untuk mengatasinya, maka pemerintah sudah memberi subsidi bunga pinjaman, bantuan sosial, serta membuat program pemulihan ekonomi nasional.

Namun semua itu tentu butuh anggaran yang tidak sedikit. Presiden meminta anggaran di APBN tahun ini ditambah lagi, karena butuh dana yang sangat besar. Rencananya total biaya untuk melancarkan program-program ini adalah 677 trilyun rupiah, Uang itu sangat diperlukan untuk menangani pasien Corona, membeli APD dan masker, serta melanjutkan proyek infrastruktur yang tertunda, yang ada dalam rencana pemulihan ekonomi nasional.

Rinciannya adalah seperti ini: kita butuh 87,5 trilyun untuk bidang kesehatan seperti membeli alat medis , jaminan kesehatan nasional, dan lain-lain. Sementara bidang sosial butuh 203 trilyun untuk memberi paket bantuan sosial hingga beberapa bulan ke depan, kartu pra kerja, diskon listrik bagi pelanggan 450 dan 900 VA, dan sebagainya. Untuk mendukung UMKM dengan memberi subsidi pada bunga pinjaman Bank, maka butuh 123 trilyun rupiah.  Sedangkan penanaman modal negara pada belasan BUMN butuh dana sebesar 44 trilyun rupiah.

Jika ada anggarannya, maka tidak ada masalah. Namun kenyataannya, pendapatan negara dan penerimaan pajak menurun. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya kurang dari 3 persen, di kuartal pertama 2020. Sedangkan nilai defisitnya adalah 5 persen. Kondisi ini tentu sangat mengenaskan.

Oleh karena itu Presiden Joko Widodo meminta seluruh elemen masyarakat berbagi beban untuk menangani keruntuhan ekonomi akibat pandemi covid-19. Mulai dari rakyat biasa hingga pengusaha dan pekerja, diharap bisa bekerja sama dan gotong-royong untuk mensukseskan program ini. Hal ini diucapkan beliau dalam rapat terbatas yang membahas tentang program pemulihan ekonomi nasional.

Pengusaha juga diharap untuk tetap mempertahankan karyawannya dan tidak lagi memecat mereka dengan alasan tertentu. Karena jika banyak pengangguran maka akan muncul masalah lain, misalnya ketimpangan sosial. Pemerintah sudah memberi banyak bantuan dengan membuka lagi pasar dan sedikit melonggarkan aturan PSBB, sehingga pengusaha bisa memulai lagi aktivitas di pabrik dan kantor. Dengan catatan harus memenuhi protokol kesehatan yang ketat. Jadi mereka diharap bisa bekerja sama dan menaati aturan dari pemerintah.

Para penegak hukum juga diharap bisa bekerja sama untuk turut mengawasi jalannya program pemulihan ekonomi nasional. Karena program ini dijalankan dengan anggaran yang sangat besar, maka akan rawan korupsi dana. Oleh karena itu, ada pengawasan sampai ke level kejaksaan agung, agar pengelola proyek ini tertib dan tidak akan melakukan kecurangan. Presiden juga berharap bahwa program ekonomi nasional dijalankan dengan transparan dan akuntabel.

Dengan adanya kerjasama dan gotong-royong, maka diharap program-program yang dicanangkan pemerintah bisa berhasil. Kita bisa berusaha keras agar tidak lagi mengalami defisit keuangan dan juga menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketika pasar dan tempat belanja lain dibuka, maka diharap roda perekonomian kembali bergulir dengan lancar.

Pandemi covid-19 memang masih berlangsung tapi kita tidak boleh menyerah begitu saja. Pemerintah sudah menyiapkan anggaran trilyunan rupiah untuk membangkitkan sektor ekonomi dan memberi berbagai subsidi pada masyarakat. Semua elemen masyarakat juga diharap turut bekerja sama dan mengawasi program pemulihan ekonomi nasional.

)* Penulis adalah warganet tinggal di Bogor