Belasan Warga Bali di Kapal Diamond Princess | KPI Minta Disnaker Buka Hotline

Virus Corona
Kapal Diamond Princess, Sekjen KPI Dewa Budiasa dan Awak Diamond Princess minta dipulangkan bicara via medsos.

INFODENPASAR.ID, Denpasar – Virus Corona yang sekarang disepakati dinamai Covid-19, mengakibatkan sejumlah negara kalang kabut. Tidak saja Negara China dimana virus yang menyebabkan peradangan pada paru-paru ini muncul pertama kali dan menjadi wabah nasional. Juga negara-negara sekitar seperti Jepang, Korea Thailand, Singapura, Malaysia bahkan negara Eropa juga termasuk.

Beberapa minggu lalu Indonesia sudah berhasil mengevakuasi warganya dari Wuhan, Hubei China dan mengkarantina selama 14 hari di Kepulauan Natuna. Masalah selanjutnya yang muncul adalah ketika warga Indonesia berada di atas kapal laut karena bekerja dan kapal tersebut dikarantina oleh sebuah negara dimana kapal itu berlabuh, karena ada penumpangnya terjangkit virus Covid-19.

Seperti kondisi di kapal Pesiar Diamond Princess yang membawa 78 Anak Buah Kapal (ABK) dan sekitar 15 hingga 20 orang asal Bali. Pemerintah tidak bisa semudah mengevakuasi warganya dari China, karena ini berada di wilayah hukum dan teritori negara lain atau bukan negara dari kapal tersebut. Begitu juga kondisi pada kapal World Dream, ada seratusan lebih pelaut Indonesia.

Informasi ini disampaikan General Secretary Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) I Dewa Nyoman Budiasa, “Ada sekitar 15 sampai 20 orang (ABK asal Bali).”  

Sementara itu, di media sosial baik facebook maupun instagram muncul permintaan dari ABK Diamond Princess tersebut untuk bisa segera dipulangkan. Karena mereka takut terpapar virus Covidi-19 yang sangat mematikan.

Menurut Budiasa pihaknya sebatas pengumpulan informasi saja dan untuk info siapa dan bagaimana ABK di atas kapal, itu tanggung jawab kementrian luar negri, karena merekalah yang bisa mendapatkan data akurat tersebut.

Sekarang kata Budiasa, Tergantung sekarang lobinya pemerintah kepada otoritas setempat (untuk kembali ke Indonesia dan Bali). Sementara kita belum tahu data yang detail. Mungkin KBRI-nya,” kata dia.

Budiasa menambahkan perlunya Dinas Tenaga Kerja di Bali membuka semacam hotline, sehingga keluarga Pelaut Indonesia di Bali punya akses untuk mendapat informasi, sekecil apapun itu, karena rasa waswas itu akan terus muncul, “Saat ini ada dua puluhan ribu warga Bali yang bekerja di kapal pesiar dan setiap waktu akan ada saja ancaman terhadap keselamatan diri pekerja.”

Karena itu, KPI siap membuka ruang untuk berdialog dengan pemerintah dan para pengusaha pemberangkatan pelaut dan pekerja migran Indonesia, untuk menemukan solusi tepat bila terjadi kondisi darurat, “Bagaimana pun pemerintah tidak bisa menutup informasi lagi, karena pekerja kita ada bekerja di negara lain dan sistem informasi yang terbuka seperti saat ini. Jadi lebih baik saling terbuka, sehingga keamanan perkerja terjamin.”

Pewarta : Iwan Darmawan

INFODENPASAR.ID