Keputusan Gubernur, PHDI dan MDA : Pengarakan Ogoh-Ogoh Sebaiknya Tidak Dilaksanakan

Gubernur Bali Wayan Koster, Ketua PHDI Bali Ngurah Sudiana dan Ketua MDA Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet menunjukan Surat Edaran Bersama terkait Nyepi di Denpasar (foto humas Bali).

INFODENPASAR.ID, Denpasar – Pengarakan Ogoh-Ogoh bukan merupakan rangkaian Hari Suci Nyepi, sehingga tidak wajib dilaksanakan. Oleh karena itu Gubernur Bali, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali dan Majelis Desa Adat (MDA) Bali menyarankan sebaiknya tidak dilakukan pengarakan ogoh-ogoh. Demikian isi Surat Edaran Bersama (SEB) yang ditandatangani Gubernur Wayan Koster, Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana dan Ketua MDA Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet di Denpasar, Selasa (17/3/2020).

Namun bila akan dilaksanakan, membacakan SEB tersebut, Ngurah Sudiana mengatakan agar mengikuti ketentuan, waktu pengarakan ogoh-ogoh dilaksanakan tanggal 24 Maret 2020 pukul 17.00 hingga 19.00. Tempat pelaksanaan hanya di wewidangan banjar adat setempat dan sebagai penanggung jawab Bendesa Adat dan Prajuru Adat atau sebutan lainnya agar berjalan tertib dan disiplin.

SEB tersebut diputuskan berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia melalui pidato 15 Maret 2020, tentang perkembangan dan penyebaran penyakit virus corona (Covid-19), Surat Edaran Gubernur Bali, Hasil rapat koordinasi Gubernur Bali, PHDI dan MDA, tanggal 16 Maret 2020 di Jayasabha dan Hasil Pesamuhan PHDI Bali 17 Maret 2020.

Karena itu kepada seluruh masyarakat Bali  diminta untuk menaati dan melaksanakan arahan presiden dan Gubernur Bali berkait dengan situasi penyebaran virus corona, khususnya di Bali.

Tawur Agung dan Melasti

Terkait Melasti Tawur Kesanga Hari Suci Nyepi tahun saka 1942, hendaknya dilakukan di tempat terdekat dari wewidangan desa adat, apakah itu di laut, di danau, beji, campuhan. Dan bila tidak bisa mencapai tempat melasti terdekat, melasti bisa dilakukan dengan ngayat atau ngubeng dari pura setempat.

Upacara tawur dilaksanakan serentak pada tanggal 24 Maret 2020. Tawur Agung Ring Bencingah Pura Besakih pukul 09.00, Tawur Labuh Gentuh ring catus pata kabupaten/kota pukul 13.00, selanjutnya Tawur Manca Kelud ring catus pata desa adat pukul 16.00.

Ngurah Sudiana menambahkan terkait melasti, tawur dan pengerupukan dan pengarakan ogoh-ogoh agar membatasi jumlah peserta, berprilaku hidup sehat dan bersih, para pemangku agar menggunakan “penyiratan” yang sudah bersih pada krama, tidak mengganggu ketertiban umum, tidak mabuk-mabukan, bagi yang sedang sakit atau tidak sehat tidak perlu memaksakan diri mengikuti rangkaian upacara.

Pada tanggal 25 Maret 2020, masyarakat mengikuti Catur Brata Penyepian dengan srada bakti.

Ngurah Sudiana juga mengajak umat lain yang ada di Bali agar bersama-sama mendukung dan menyukseskan pelaksanaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka  1942 dengan tetap menjaga dan merawat kerukunan antar umat beragama.

Pewarta : iwan darmawan

INFODENPASAR.ID

SE Bersama tentang Pelaksanaan Nyepi Caka 1942 di Bali
SE Bersama tentang Pelaksanaan Nyepi Caka 1942 di Bali
SE Bersama tentang Pelaksanaan Nyepi Caka 1942 di Bali