INFODENPASAR, Jakarta – Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Arya Rangga Yogasati mengatakan BI terus bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam program penguatan sinyal internet untuk memperluas digitalisasi keuangan.
Kerja sama tersebut dilakukan melalui program Bakti dimana BI memberikan daftar wilayah termasuk wilayah terdepan, terpencil, dan terluar (3T) yang sistem pembayarannya berpotensi dilakukan digitalisasi.
“Kami punya 46 kantor perwakilan BI. Kami mencoba petakan daerah-daerah yang masyarakatnya berpotensi mendigitalisasi pembayarannya, baik di pusat ekonomi maupun pelosok, lalu kami sampaikan daerah tersebut kepada Kominfo,” kata Rangga dalam Sosialisasi QRIS Tuntas di Jakarta, Jumat (08/12/2023).
Dengan demikian, program penguatan sinyal internet diharapkan dapat tepat menyasar daerah dengan masyarakat yang berpotensi mendigitalisasi pembayarannya termasuk dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Rangga mengatakan saat ini sebagian besar pengguna dan transaksi QRIS pembayaran masih berada di daerah dengan infrastruktur internet yang telah terbangun dengan baik.
“Ada beberapa wilayah yang kualitas infrastruktur digitalnya tidak sebaik yang lain. Memang tantangan utama digitalisasi pembayaran ini adalah infrastruktur,” katanya.
Adapun sampai Oktober 2023, Bank Indonesia mencatat volume transaksi QRIS sudah tembus 1,6 miliar atau jauh diatas target BI yang sebesar 1 miliar transaksi di 2023.
BI juga mencatat sampai akhir Oktober pengguna QRIS sudah mencapai 43,44 juta atau 90 persen dari target sebesar 45 juta pengguna.
Sebanyak 29,63 juta merchant juga tercatat telah menggunakan QRIS dengan 92 persen di antaranya merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Kantor Berita ANTARA