BMKG Minta Waspadai Potensi Rob 24 Pantai di Bali

Arsip foto - Warga bermain layang-layang dengan latar belakang ombak tinggi di Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu (14/5/2023) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

INFODENPASAR, Denpasar – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar meminta masyarakat dan wisatawan mewaspadai potensi banjir pesisir atau rob di 24 pantai di Bali akibat fenomena fase bulan purnama dan jarak terdekat bulan ke bumi (perigee) pada 7-8 Juni 2023.  

“Potensi banjir pesisir ini berbeda waktu hari dan jam di tiap wilayah,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Bali I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Kamis (01/06/2023).

Dia menjelaskan fenomena bulan purnama terjadi pada Sabtu (3/6) dan perigee pada 6 Juni 2023 berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.  

Namun, BMKG tidak memberi detail perkiraan ketinggian air laut maksimum dari potensi banjir pesisir itu.

Berdasarkan pantauan data level air dan prediksi pasang surut, rob berpotensi terjadi di 24 wilayah pesisir Bali, di antaranya Kabupaten Tabanan tersebar di Pantai Soka, Pantai Pasut, Pantai Kelanting, Pantai Yeh Gangga, Pantai Kedungu, dan Pantai Tanah Lot.  

Kemudian di Kabupaten Badung diperkirakan di Pantai Batu Bolong, Pantai Seminyak, Pantai Kuta, Pantai Jerman, Pantai Balangan, Pantai Padang-padang, Pantai Nuggalan, Pantai Pandawa, Pantai Nusa Dua.  

Selanjutnya diperkirakan di Kota Denpasar yakni Pantai Sanur, Sindu dan Pantai Serangan.

Kabupaten Gianyar diperkirakan di Pantai Saba, Pantai Masceti, Pantai Lebih. Selain itu di Kabupaten Klungkung di Pantai Kusamba dan Pantai Nusa Penida dan di Kabupaten Karangasem di Pantai Batu Kori.

BMKG mendata secara umum rob berdampak kepada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan informasi terbaru BMKG.

 


Pewarta : Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor : Nurul Hayat

Kantor Berita ANTARA