BNPB Imbau Pendaki Gunung Waspadai Kebakaran Hutan Selama Kemarau

Pendaki melakukan pendakian di jalur Cemoro Sewu menuju puncak Gunung Lawu, Sabtu (17/8/2019) dini hari. Gunung Lawu setinggi 3.265 meter di atas permukaan laut tersebut ramai dikunjungi pendaki pada momen liburan 17 Agustus, tahun baru penanggalan Jawa 1 Sura bersamaan tahun baru Islam 1 Muharram, dan tahun baru Masehi 1 Januari, hingga jumlahnya mencapai ribuan pendaki. Antara Jatim/Siswowidodo/zk.

INFODENPASAR, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau para pendaki gunung untuk mewaspadai bencana kebakaran hutan di lereng gunung selama musim kemarau.

“Musim kemarau paling enak untuk digunakan naik gunung karena tidak diganggu hujan meskipun siang sangat panas. Ada potensi bahaya lain yang harus diperhatikan, yaitu kebakaran,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam tayangan pengarahan bencana yang dipantau di Jakarta, Selasa (05/09/2023).

Abdul Muhari mengungkapkan pernah ada pendaki yang dievakuasi akibat kebakaran hutan yang melanda Gunung Ciremai di Jawa Barat.
 

Menurutnya, bencana kebakaran juga berpotensi terjadi di gunung-gunung lain di Indonesia. Pendaki harus berhati-hati dengan api dan selalu memperhatikan peringatan maupun informasi cuaca yang diberikan oleh instansi setempat.

“Sebanyak 99 persen kejadian kebakaran hutan dan lahan akibat faktor manusia yang tidak sengaja membuang puntung rokok, membuat api unggun yang tidak dijaga, dan faktor-faktor lainnya,” kata Abdul Muhari.

Ia mengatakan kondisi kering dan angin panas saat musim kemarau menjadi katalis dalam mempercepat penyebaran api yang membakar hutan.
 

Berdasarkan data BNPB, mayoritas kejadian bencana selama sepekan terakhir berupa hidrometeorologi kering dengan angka mencapai 70 persen.

Dari total 46 kali kejadian bencana yang terjadi pada 28 Agustus hingga 3 September 2023, kebakaran hutan dan lahan terjadi sebanyak 32 kali.

“Kita sudah ada pada puncak kemarau. Kita masih ada September yang diharapkan intensitas kemarau sudah turun dan Oktober nanti kita ada di transisi dari kemarau ke musim hujan,” ucap Abdul Muhari.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah

Kantor Berita ANTARA