INFODENPASAR, Badung – Untuk mewujudkan komitmennya dalam menciptakan keseimbangan antara keberlangsungan bisnis, peningkatan taraf hidup masyarakat, dan kelestarian lingkungan, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) menginisiasi Program ‘Ride to Plant’. Di bulan November yang memperingati Hari Kesehatan Nasional 12 November sekaligus Hari Menanam Pohon Indonesia 28 November, para karyawan BFI Finance bersepeda sembari singgah untuk melakukan penanaman bibit mangrove, di Teluk Benoa, Badung, Bali (26/11/2022).
Selain mendapatkan manfaat bugar dengan bersepeda, program ini sekaligus menjadi salah satu kontribusi nyata BFI Finance menjaga ekosistem pesisir. Perusahaan menggandeng Yayasan LindungiHutan sebagai mitra penanaman, penyulaman, dan pemantauan berkala mangrove. Dengan menjaga ekosistem pesisir, hal ini akan memiliki pengaruh dan dampak besar terhadap faktor sosial ekonomi dan lingkungan hidup.
“Sejalan dengan visi BFI Finance, penanaman mangrove ini sebagai kontribusi kami meningkatkan taraf hidup masyarakat. Contoh nyata, ketika kawasan mangrove dijaga dengan baik, mangrove menjadi tempat hidup biota laut bernilai ekonomis. Hutan mangrove juga banyak dimanfaatkan sebagai lokasi ekowisata yang dapat menghidupi masyarakat sekitar,” ujar Kadek Tirtayasa, General Manager Business BFI Finance Jawa Timur dan Bali.
Program ‘Ride to Plant’ dilaksanakan juga di pesisir Indramayu (Jabar), Surabaya dan Gresik (Jatim), dan Brebes (Jateng). Sebelumnya, BFI Finance juga telah melaksanakan kegiatan serupa pada 2014, 2016, 2017, dan 2021 di beragam lokasi pesisir pantai Lokasi penanaman mangrove BFI Finance juga ada di wilayah pesisir Tangerang (Banten), Jakarta Utara, Bontang (Kaltim), Cirebon (Jabar), Semarang (Jateng), dan Makassar (Sulsel).
BFI Finance tak hanya memberikan solusi pembiayaan, tetapi juga berkepedulian tinggi terhadap lingkungan hidup. Kegiatan sederhana yang dilakukan sehari-hari oleh karyawan BFI Finance juga memperhatikan aspek lingkungan. Perusahaan menghemat material umum, seperti air, kertas, dan bahan bakar, yang digunakan dalam aktivitas operasionalnya.
Contohnya saja penggunaan peralatan kantor yang hemat energi, menggunakan kertas bekas, mematikan lampu pada jam istirahat dan selepas kerja bagi karyawan yang terakhir meninggalkan ruang kantor, fasilitas pendingin udara yang hanya beroperasi selama delapan jam waktu operasional, dan menghindari penggunaan kemasan berbahan styrofoam di lingkungan kerja. (Adv)
