Festival Seni Bali Jani 2022 Libatkan 2.000 Seniman dan Kreator

Ketua Dekranasda Provinsi Bali yang juga selaku Penasihat Panitia Penyelenggara FSBJ Putri Suastini Koster dalam acara Pemantapan Persiapan FSBJ IV di Denpasar, Selasa (4/10/2022). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.

INFODENPASAR, Denpasar – Festival Seni Bali Jani (FSBJ) IV yang berlangsung dari 9-23 Oktober 2022 dengan menampilkan 49 program kegiatan akan melibatkan sekitar 2.000 seniman, kreator, pelaku seni serta narasumber asal Bali, nasional dan internasional.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha dalam acara Pemantapan Persiapan FSBJ IV di Denpasar, Selasa (04/10/2022), mengatakan FSBJ tahun ini mengusung tema Jaladara Sasmitha Danu Kerthi, Air sebagai Sumber Peradaban.

FSBJ, lanjut Arya Sugiartha, merupakan aktualisasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali serta implementasi Visi Pembangunan Provinsi Bali 2018-2023: Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.

“Sebagaimana arahan dan pengharapan penggagas FSBJ, Ibu Putri Suastini Koster, penyelenggaraan tahun ini hendaknya dapat berkumandang dan memperoleh apresiasi secara nasional maupun internasional,” ujar mantan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu.

Oleh karena itu, berbeda dengan sebelumnya, Lomba atau Pawimba FSBJ 2022 diadakan terbuka tingkat nasional, dengan juri-juri yang memiliki reputasi mumpuni, bahkan berprestasi internasional. Diantaranya Lomba Baca Puisi dan Menulis Esai untuk perorangan, serta Film Pendek dan Teater Modern bagi peserta kelompok atau beregu.



Peserta lomba datang dari hampir seluruh penjuru Tanah Air. Tercatat hingga batas pendaftaran, untuk Baca Puisi diikuti 184 partisipan, Film Pendek 44 kelompok, dan Teater Modern 19 grup. Sedangkan Menulis Esai tentang Festival Seni Bali Jani hingga saat ini terdaftar 54 orang, masih terbuka hingga tanggal 14 Oktober 2022.

Selama dua pekan penyelenggaraan FSBJ 2022 ini akan menghadirkan materi sajian Adilango (Pergelaran), Utsawa (Parade), Aguron-guron (Lokakarya), Megarupa (Pameran), Timbang Rasa (Sarasehan), Beranda Pustaka (Bursa Buku) dan Pameran Kartun.

Pemerintah Provinsi Bali juga memberikan penghargaan Bali Jani Nugraha kepada para seniman modern kontemporer yang dipandang berprestasi, berdedikasi dan mumpuni di bidang masing-masing.

“Kreativitas seni yang ditampilkan meliputi tari, teater, musik, sastra, serta pergelaran kolaborasi lintas media, dan terbukti secara stilistik-estetik beragam, mengandung keunikan serta autentisitas masing-masing,” ucap Arya Sugiartha.

Sebagaimana tahun lalu, keseluruhan agenda FSBJ tahun 2022 ini akan disajikan luring-daring, ditayangkan secara langsung dari Taman Budaya Provinsi Bali serta streaming melalui kanal YouTube Disbud Prov Bali. Khusus untuk Timbang Rasa (Sarasehan) dan Aguron-guron (Lokakarya) bertempat di Gedung Citta Kelangen, ISI Denpasar.

Arya Sugiartha menambahkan, Bali memiliki dua wahana pemajuan seni yang digelar setiap tahun. Pertama, Pesta Kesenian Bali yang merupakan ajang penggalian, pelestarian, dan pengembangan seni klasik, tradisi Bali, dan seni kerakyatan, telah dilaksanakan sejak tahun 1979.

Kedua, Festival Seni Bali Jani, yang pertama kali diselenggarakan pada 2019, diwujudkan sebagai tonggak kebangkitan seni modern dan kontemporer. FSBJ ini adalah wadah bagi para seniman lintas bidang serta lintas generasi untuk menyuguhkan karya seni terkini, buah ketekunan dan dedikasi penciptaan selama ini.

Sementara itu, Ketua Dekranasda Provinsi Bali yang juga selaku Penasihat Panitia Penyelenggara FSBJ Putri Suastini Koster berharap agar penyelenggaraan FSBJ tahun ini dan juga ke depannya dapat terus lebih baik, dan kontribusi para seniman pada budaya Bali makin tinggi.

“Harapannya agar selalu lebih baik dan seni modern mendapat ruang seimbang dengan seni tradisi,” ucap wanita yang juga istri Gubernur Bali itu.

Ia berpesan kepada para seniman dan kreator seni yang telah ditunjuk untuk mengisi FSBJ agar dapat serius menampilkan karyanya dan jangan sampai asal-asalan.


 
Pewarta : Ni Luh Rhismawati
Editor : Zita Meirina

Kantor Berita ANTARA