Kementerian PPPA Nobatkan Dua Desa Tabanan Jadi Desa Ramah Perempuan

Kementerian PPPA menobatkan dua di Kabupaten Tabanan, Bali, yakni Desa Beraban dan Desa Dauh Peken menjadi salah satu contoh desa ramah perempuan dan peduli anak (DRPPA) Tahun 2022. Penobatan yang disaksikan Menteri PPPA Bintang Puspayoga dan Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya tersebut dilakukan dalam peluncuran DRPPA di Wantilan Desa Beraban, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Selasa (15/3/2022). (ANTARA/Pande Yudha/2022)

INFODENPASAR, Tabanan – Kementerian PPPA menobatkan dua di Kabupaten Tabanan, Bali, yakni Desa Beraban dan Desa Dauh Peken menjadi salah satu contoh desa ramah perempuan dan peduli anak (DRPPA) Tahun 2022.

Penobatan yang disaksikan Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya tersebut dilakukan dalam peluncuran DRPPA di Wantilan Desa Beraban, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Selasa (15/03/2022).

Kabupaten Tabanan, terpilih sebagai salah satu dari 33 Provinsi dan 67 Kabupaten/kota yang menjadi model desa ramah perempuan dan peduli anak tahun 2021-2022, karena berbagai langkah yang progresif di sana.

Sebagai daerah pertanian dan agraris, perempuan Tabanan secara nyata telah berperan memberdayakan dirinya untuk terlibat dalam berbagai aktivitas, utamanya di sektor pertanian.

Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya mengatakan peluncuran desa ramah perempuan dan peduli anak yang bersinar (bersih dari narkoba) merupakan momentum dan awal yang baik dalam rangka membangun sinergi nyata dari berbagai pihak dan kerja nyata dalam pemberdayaan perempuan dan anak.



Salah satu bentuk pembangunan yang tentunya mampu menunjang terwujudnya visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Tabanan era baru yang aman unggul dan madani (AUM).

“Kementerian PPPA memilih Desa Beraban sebagai desa yang ramah perempuan dikarenakan peran perempuan ikut dalam menentukan arah pembangunan, mulai dari perencanaan dan pelaksanaan hingga pengawasan program pembangunan desa. Perempuan sudah biasa ikut dan terlibat, inilah emansipasi perempuan yang ada di desa Beraban,” katanya.

Menurut Bupati Tabanan, emansipasi tersebut juga terwujud dari lumrahnya budaya “Nyentana” yang ada di Tabanan, sehingga hak asasi manusia di Tabanan tidaklah saling membedakan.

“Untuk memberikan rasa aman dan nyaman terhadap perempuan dan anak dengan memenuhi hak atas perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi serta tersedianya sarana dan prasarana yang ramah perempuan dan anak di desa-desa di Tabanan, maka generasi muda agar mampu mengalihkan pikiran terhadap hal-hal negatif dan terbebas dari penggunaan narkoba,” katanya.

Di Tabanan, pihaknya sudah menyediakan fasilitas tempat untuk para generasi muda menyalurkan kreativitasnya, salah satunya melalui olah raga dan kebudayaan. Hal tersebut mampu menjauhkan mereka dari hal-hal negatif seperti narkoba.

“Saya berharap dengan peran serta pemerintah untuk menfasilitasi pemberdayaan perempuan dan dan merangkul generasi muda di Tabanan, mampu memberikan hal positif sejalan dengan program ‘War On Drugs’ yang digalangkan oleh BNN RI,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri PPPA Bintang Puspayoga menyampaikan kekagumannya terhadap kesetaraan perempuan di Tabanan. “Program peluncuran desa ramah perempuan dan peduli anak yang bersinar patutnya menjadi komitmen bersama,” kata Menteri PPA.




Pewarta : Naufal Fikri Yusuf
Editor : Zita Meirina

Kantor Berita ANTARA