Masyarakat Tidak Simpati Ceramah Rizieq Tebar Kebencian

ilustrasi.

Oleh : Aditya Rahman )*

Di dunia maya sedang viral video ceramah Rizieq Shihab yang mengejutkan. Ia memprovokasi jamaah untuk bertindak kejam, dengan alasan membela agama. Masyarakat jadi makin antipati dengan Rizieq Shihab, karena ceramahnya dipenuhi dengan kata-kata kasar dan penuh provokasi.

Rizieq Shihab memang dikenal sebagai tokoh yang kontroversial. Sebagai pemimpin ormas, ia memanfaatkan popularitasnya untuk menggalang jamaah dan berceramah. Namun sayang sejak dulu ia tak pernah berubah. Gaya ceramahnya sangat berapi-api, menyinggung banyak pihak, dan menggunakan banyak kata yang tidak senonoh.

Gaya ceramahnya yang tak berubah padahal sudah pernah bermukim di Arab ini disesalkan banyak orang. Kepergiannya ke negeri padang pasir seolah tidak membekas. Karena katakata yang terucap dalam ceramah tak pernah disaring terlebih dahulu. Masyarakat jadi malas menonton ceramahnya karena ia memprovokasi banyak orang untuk berbuat kejahatan.

Ketua PBNU KH Marsyudi Syuhud menyatakan bahwa seharusnya ketika kiai atau ustaz melakukan ceramah agama, tidak memecah-belah umat. Karena tugasnya adalah mengajak umat ke arah yang baik. Bukannya mencaci-maki. Jika isi ceramahnya provokatif dan menebar kebencian, maka akan ada akibat buruknya.

KH Marsyudi Syuhud menambahkan, jangan sampai ada ceramah yang menyakiti umat, karena seharusnya pemuka agama tugasnya membangun umat. Dalam artian seorang penceramah seharusnya memotivasi untuk berbuat baik. Bukannya menyuruh dan memperbolehkan tindak kejahatan dilakukan di jalanan, dengan alasan yang emosional.

Seorang pemuka agama seperti Rizieq Shihab seharusnya sadar bahwa isi ceramahnya akan sangat mempengaruhi jamaahnya. Seperti pepatah guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Maka jika ia berorasi dengan diksi kasar, akan ditiru dengan cara yang jauh lebih buruk oleh para jamaahnya. Sungguh sangat disayangkan.

Ceramah Rizieq Shihab juga sangat memalukan karena ia menggunakan diksi kasar untuk menyebut seorang wanita tuna susila. Padahal ada kata lain untuk menghaluskannya, tapi ia ngotot untuk memakai kata yang paling kasar. Perkataan seseorang sesuai dengan isi kepalanya, jadi kita bisa menebak apa sebenarnya yang ada dalam kepala sang habib.

Masyarakat juga antipati terhadap Rizieq Shihab karena memecah-belah persatuan antar umat beragama. Bukannya menyejukkan, ia malah memprovokasi dan sengaja membenturkan antara muslim dan umat agama lain. Ia melakukannya karena emosi dengan kasus gambar Nabi di Prancis.

Padahal situasi di Prancis beda jauh di Indonesia dan tidak bisa disamaratakan, karena tidak apple to apple. Keadaan sosial masyarakatnya berbeda jauh, karena di sana muslim jadi minoritas. Berbeda dengan Indonesia. Jadi ketika ada kasus di Prancis, tak bisa dianalogikan dengan keadaan masyarakat di negeri kita.

Masyarakat di Indonesia walau terdiri dari 6 agama, sudah hidup rukun dan damai. Namun Rizieq Shihab malah sengaja mengobarkan peperangan dengan alasan jihad. Untuk apa jihad karena Indonesia sudah merdeka? Kata-kata jihad sudah tidak relevan lagi dengan zaman sekarang, di mana tidak ada peperangan melawan penjajah.

Seharusnya jika Rizieq Shihab mengajak untuk jihad, maka masyarakat dimotivasi untuk berperang melawan kemalasan dan kemiskinan. Bukannya malah diprovokasi untuk merusak perdamaian dan kerukunan antar umat di Indonesia. Karena jihad adalah memerangi sesuatu yang merugikan. Bukannya menyerang orang lain dengan alasan dendam pribadi.

Sudahi saja ceramah Rizieq Shihab karena ia tak pernah mau menyaring isi mulutnya. Seharusnya seorang yang mengaku keturunan Nabi berbuat dan berkata-kata baik. juga memberi teladan dan kesejukan, serta tidak memecah-belah persatuan antar umat. Namun ia malah sengaja memakai diksi kasar dan memprovokasi jamaah untuk bertindak kejahatan.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini