Mendag Komitmen Turunkan Harga Kedelai Jadi Rp11.000-Rp12.000/Kg

Ilustrasi: Pekerja membuat tahu dari kedelai impor kualitas A di pabrik tahu Sukun 73, Malang, Jawa Timur, Jumat (6/1/2023). Harga kedelai impor kualitas A yang terus merangkak naik dalam sebulan terakhir dan kini mencapai kisaran Rp16 ribu per kilogram membuat pengusaha tahu setempat menurunkan produksi dari 150 kilogram menjadi 100 kilogram per hari serta mengurangi jumlah pekerja dari tujuh orang menjadi empat orang untuk mengatasi biaya produksi yang makin membengkak. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/nym. (ARI BOWO SUCIPTO/ARI BOWO SUCIPTO)

INFODENPASAR, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan komitmen pemerintah untuk menurunkan harga kedelai dari Rp14.000 menjadi Rp12.000 hingga Rp11.000 per kilogram.

“Saya perjuangkan agar penggantian selisih harga pembelian itu lebih mudah diakses secara merata kepada perajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia. Jadi pemerintah akan mengganti selisih harganya. Saya sampaikan penggantiannya itu pada harga,” ujar Mendag Zulkifli melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat (20/01/2023).

Salah satu opsinya adalah penyederhanaan mekanisme pemberian bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sebesar Rp1.000 per kilogram (kg) sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh perajin tahu dan tempe.

Sebelumnya Mendag Zulkifli mengatakan pemberian bantuan kedelai belum terserap secara optimal, karena belum tersedianya data sasaran penerima yang memadai dan belum adanya Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) di seluruh wilayah.

“Pengusaha tahu tempe dapat penggantian Rp1.000, kalau 1 ton saja sudah Rp1 juta dan dia bikin ini, bikin itu, akhirnya bisa menghabiskan dana hingga Rp1 juta lebih, belum nanti melalui koperasi, lama-lama berapa yang diterima?” kata Mendag Zulkifli.



Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen untuk mendatangkan bahan baku dengan harga terjangkau, khususnya menjelang Ramadan. 

Sejauh ini pemerintah sudah mengimpor kedelai melalui entitas swasta, tidak melalui Bulog. Pada Minggu (15/1) Mendag  meninjau proses pembongkaran 56 ribu ton kedelai oleh FKS Group di Cilegon, Banten, dengan harga Rp12.000 per kilogram. Kedelai itu akan digunakan untuk mendukung program pemerintah penggantian selisih harga kedelai. 

Sebelumnya pada 2022 Kemendag elah melaksanakan program pemberian bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sesuai hasil rapat koordinasi terbatas tingkat menteri bidang perekonomian.

Bantuan penggantian selisih harga itu diberikan kepada perajin tahu dan tempe anggota koperasi yang bergerak di bidang industri tahu dan/atau tempe di bawah naungan Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).

Meski demikian Mendag mengatakan aturan bantuan penggantian selisih harga tanpa persyaratan itu tengah digodok dan masih dalam tahap proses.



Secara terpisah Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan mengatakan program penggantian selisih harga pembelian sebelumnya merupakan upaya pemerintah dalam menjaga stabilisasi harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe serta menjaga keberlangsungan usaha mereka.

“Pemerintah melalui Kemendag memberikan bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sebesar Rp1.000 per kilogram kepada perajin melalui Kopti,” ujarnya.

Kasan menjelaskan Kopti membeli kedelai dari Perum Bulog dengan harga pembelian di tingkat importir dikurangi Rp1.000 per kilogram. Selisih Rp1.000 per kilogram dibebankan kepada pemerintah melalui APBN.

“Jika harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp13.000 per kilogram, maka Kopti dapat membeli kedelai sebesar Rp12.000 per kilogram ke Perum Bulog. Perum Bulog bekerja sama dengan importir untuk penyediaan kedelai bagi perajin,” kata Kasan.


Oleh : Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor : Risbiani Fardaniah

Kantor Berita ANTARA