Menkeu Sebut Ekonomi RI Pulih ke Level Sebelum Pandemi Dalam 5 Kuartal

Tangkapan layar Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan Hasil Sidang Kabinet Paripurna yang ditayangkan secara virtual melalui Youtube Sekretarian Presiden, Rabu (16/2/2022). ANTARA/Mentari Dwi Gayati.

INFODENPASAR, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia telah pulih ke level sebelum pandemi dalam kurun waktu lima kuartal.

Menkeu menjelaskan bahwa Indonesia termasuk dari lima negara di dunia yang telah mencapai pemulihan ekonomi ke level pra pandemi. Besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berhasil pulih bersama empat negara lainnya, yakni Brazil, Rusia, Vietnam dan China.

“Ini adalah suatu pemulihan yang cukup cepat, hanya lima kuartal kita sudah bisa kembali ke GDP sebelum kembali terjadi musibah Covid,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Sidang Kabinet Paripurna yang ditayangkan secara virtual, Rabu (16/02/2022).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia telah mencapai lebih dari level pra pandemi. Posisi PDB riil Indonesia saat ini berada di 101,5 atau di atas sebelum pandemi yakni 100.

Besaran PDB riil yang telah pulih ini didukung oleh konsumsi, investasi dan ekspor, serta dari sisi produksi seperti manufaktur, perdagangan dan konstruksi yang sudah mencapai level pra pandemi.

Menurut Menkeu, banyak negara-negara tetangga di ASEAN dan negara berkembang lainnya yang perekonomiannya belum mencapai ke level pra pandemi.

“Bahkan mereka GDP-nya masih ada di sekitar 94 sampai 97 persen,” kata Sri Mulyani.

Dalam Hasil Sidang Kabinet Paripurna itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 ditargetkan mencapai 5,3-5,9 persen.

Sumber pertumbuhan ekonomi berasal dari konsumsi sekitar 5 persen, investasi meningkat sekitar 6 persen, serta kinerja ekspor sebesar 6-7 persen.

“Dari sisi pertumbuhan ekonomi tadi disepakati dilaporkan ke Bapak Presiden, kisaran 5,3 sampai 5,9 persen,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Pewarta : Mentari Dwi Gayati
Editor : Faisal Yunianto

Kantor Berita ANTARA