Menteri PUPR: World Water Forum Hadirkan Solusi Masalah Air

Bendungan yang dibangun Kementerian PUPR dalam menjawab tantangan terhadap masalah air dan bencana. ANTARA/HO-Kementerian PUPR

INFODENPASAR, Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakana World Water Forum ke-10 yang diselenggarakan di Bali pada tahun 2024 mengeksplorasi pendekatan praktis untuk menghadirkan solusi terkait masalah air dan bencana.

“World Water Forum ke-10 juga akan mengeksplorasi pendekatan praktis untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan air dan bencana, keterkaitan (nexus) antara air-makanan-energi, hingga keterkaitan air dan kualitas hidup. Serta memfasilitasi interaksi antara para perumus kebijakan, praktisi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Basuki dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu (23/08/2023).

Basuki juga mengundang para delegasi Side Event yang diorganisir oleh Asia-Pasifik Water Forum (APWF) dalam World Water Week 2023 di Stockholm, Swedia, untuk menghadiri World Water Forum ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali pada tahun 2024.

“World Water Forum ke-10 akan menjadi kesempatan yang sangat baik bagi para pemimpin untuk berkumpul dan melakukan dialog politik tingkat tinggi yang bertujuan untuk merumuskan solusi permasalahan air dan mengembangkan peta jalan yang fokus pada implementasi rencana dan kebijakan,” katanya.

Basuki menghadiri salah satu Side Event yang diorganisir oleh Asia-Pasifik Water Forum (APWF) dalam World Water Week 2023 di Stockholm, Swedia. Adapun fokus yang didiskusikan adalah isu adaptasi perubahan iklim di kawasan Asia Pasifik.

Dia mengatakan, perubahan iklim dapat mengakibatkan penurunan ketersediaan air, perubahan produktivitas tanaman, hilangnya keanekaragaman hayati, dan juga berkaitan dengan peningkatan risiko banjir dan kekeringan. Dampak tersebut tentu akan menjadi tantangan dan ancaman ke depannya.

“Oleh karena itu, kemitraan strategis antarnegara dan pihak-pihak terkait dalam mencari solusi dan melaksanakan aksi nyata harus dilanjutkan dan ditingkatkan,” katanya pula.

Indonesia telah mempraktikkan pembangunan berkelanjutan dengan meningkatkan ketahanan air pada daerah aliran sungai (DAS) dan mengendalikan siklus air melalui beberapa proyek pengembangan sumber daya air terpadu di Sungai Citarum, Bengawan Solo, dan Brantas. Hal ini sekaligus sebagai upaya pengurangan risiko dampak perubahan iklim.

Menurut Basuki, sejumlah isu air yang perlu ditangani oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan di seluruh dunia, yaitu peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi, memperjelas keterkaitan antara air, bencana, dan perubahan iklim, mengatasi krisis energi dan pangan melalui air, serta pembangunan perdamaian melalui air.

“Negara-negara Asia Pasifik berpotensi untuk memainkan peran utama dalam komunitas internasional di tahun-tahun mendatang, sehingga harus mengambil inisiatif, sambil bekerja sama dengan negara lain untuk mempercepat pembangunan. Para pemimpin politik di bidang air dan sektor lainnya juga harus memenuhi tanggung jawab untuk memimpin diskusi substantif dan menunjukkan komitmen mereka,” ujarnya pula.

Pewarta : Suharsana Aji Sasra J C
Editor : Budisantoso Budiman

Kantor Berita ANTARA