Mewaspadai Separatis Papua Ganggu PON XX

Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw. ANTARA/Evarukdijati

Oleh : Abner Wanggai )*

Sudah bukan rahasia lagi jika kelompok separatis Papua selalu mencari celah untuk melancarkan aksinya. TNI/Polri dan masyarakat diharapkan tidak lengah dan terus waspada akan pergerakkan kelompok ini menjelang PON XX 2020 di Papua.

Persiapan menjelang PON XX 2020 di Papua tak luput dari sejumlah persiapan. Termasuk perihal pengamanan. Hal ini guna mengantisipasi akan adanya kemungkinan gangguan dari kelompok separatis bersenjata Papua. Berkaca dari pengalaman, kelompok ini seolah tak kenal lelah mencari celah guna melancarkan aksinya. Antisipasi ini juga dilakukan agar pelaksanaan Pesta olah raga ini berjalan dengan lancar.

Kekhawatiran tersebut bukan tanpa alasan, mengingat KKSB ini menganut ekstrimisme. Mereka tak segan melakukan tindakan yang kejam terhadap siapapun yang tidak sepaham dengan mereka. Bahkan, adapula yang secara terang-terangan yang menyambangi markas aparat keamanan dan menyerang Polisi maupun TNI secara membabi buta. Baik dengan senjata, tombak, atau senjata lihatnya.

Sebelumnya, lembaga BIN Deteksi dan Pemetaan Potensi Kerawanan Keamanan pada PON XX Papua mendatang. Setidaknya ada empat wilayah yang melaksanakan pertandingan. Diantaranya ialah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan juga  Merauke.

Budi menjelaskan dari rangkaian deteksi dan pemetaan ditemukan beberapa potensi kerawanan, namun sudah dilakukan operasi gabungan untuk mencegah serta memotong potensi-potensi tersebut agar tidak menjadi gangguan yang nyata.

Secara umum, Kolaborasi antara BIN, TNI dan juga Polri telah melaksanakan sejumlah operasi gabungan, baik operasi intelijen, operasi pemulihan keamanan, maupun menjaga stabilitas keamanan. Hingga kini, prediksi keamanan kedepannya masih bisa dijaga. Dirinya merincikan, ada pola-pola sistem pengamanan baik terbuka ataupun tertutup. Hal ini perlu dilakukan, menyusul adanya rencana kunjungan kepala negara beserta duta besar khususnya di wilayah Asia-Pasifik.

Sebelumnya, pemerintah meminta kepada  seluruh kontingen agar tidak perlu mengkhawatirkan terkait masalah keamanan menjelang Pekan Olahraga Nasional XX 2020 di Papua.

Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali keresahan perihal keamanan menjelang pelaksanaan acara akbar ini telah mendapat jaminan kesiapan dari Pemerintah Provinsi Papua baik dari aspek infrastruktur maupun di sektor keamanan.

Hal yang lumrah jika proses pengamanan wajib ditingkatkan. Pasalnya, tak hanya Presiden Jokowi saja namun juga tamu dari luar negeri. Tentunya optimalitas pengawasan keamanan ini perlu diprioritaskan. Implikasinya ialah, nama baik Indonesia dipertaruhkan dalam hal ini.

Meski warga Papua sendiri telah menyatakan siap terkait pelaksanaan acara akbar terebut, tidak menutup kemungkinan gangguan bisa saja terjadi. Sehingga segala langkah dan upaya terus dilakukan.

Kelompok separatis yang terus merongrong negeri memang tak bisa ditoleransi. Mereka mengatasnamakan warga Papua demi mendapatkan kemerdekaan. Padahal, sebagian besar rakyat tanah hitam ini mengklaim diri bagian dari NKRI hingga kapanpun. Sudah disahkan pula, secara nasional hingga internasional.

Maka ada indikasi campur tangan pihak luar yang mengomando kelompok ini. Mulai dari pasokan senjata hingga pendanaan. Kemungkinan ini bisa terjadi, tanah hitam kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Sementara SDM nya belum optimal mengolahnya. Indikasi lain ialah adanya penolakan atas pembangunan infrastruktur di sejumlah wilayah Papua. Mulai jalan tol, akses wilayah terisolasi hingga adanya proyek jaringan internet.

Penolakan ini membuktikan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan Papua maju. Terlepas dari tujuan sang kelompok separatis tersebut. Bahkan, masih membekas dalam ingatan. Pentolan kelompok separatis membawa isu ini hingga ke negeri seberang serta memelintirkan kebenaran yang ada. Sayangnya, dunia internasional juga tak merestui upaya buruk kelompok ini. Mau bagaimanapun Papua tetaplah NKRI.

Upaya gagal, merekapun melancarkan cara lain, termasuk membawa isu HAM yang beberapa waktu lalu sempat menjadi viral. Mereka bahkan mendesak RI membebaskan sejumlah tahanan yang telah melakukan kegiatan makar. Ini kan gila? Mereka yang melakukan kekejaman justru malah berkoar-koar jika mereka menjadi korban. Ini namanya Playing victims!

Namun, Indonesia tak kalah upaya.  Seluruh armada keamanan hingga sinergitas pemerintah hingga rakyat Papua (yang mengaku NKRI) dikerahkan untuk menghadapi kelompok separatis ini. Dan kini Papua telah menjelma menjadi sosok yang baru, dengan menyatakan kesiapan untuk melaksanakan perhelatan PON XX 2020 di wilayah mereka. Meski persentase gangguan ada, semua siap untuk menghadapinya.

)* Penulis adalah pengamat sosial politik