Mudik Memicu Kenaikan Pasien Positif Covid-19 di Daerah

Ilustrasi.

Oleh : Tiara Ramadhani )*

Kebijakan larangan mudik baru saja diperketat, tapi masyarakat bukan mematuhi malah berbondong-bondong untuk mudik. Kini, beberapa daerah menjadi meningkat pasien positif akibat perilaku mudik masyarakat.

Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, Pandu Riono memperkirakan bahwa kasus Covid-19 di pulau Jawa kemungkinan mencapai satu juta saat idul fitri, apabila 20 persen atau 6,5 juta warga Jabodetabek nekat mudik.

Secara kumulatif angka kasus akan mengalami peningkatan hingga satu juta pada bulan Mei hingga Juni di pulau Jawa di luar Jabodetabek, karena para pemudik yang pulang kampung dan menjadi pembawa Covid-19.

Estimasi kumulatif dari kasus Covid-19 ini dapat mencapai 1 juta jika 6,5 juta penduduk tersebut berada di kampungnya selama tujuh hari. Seandainya 6,5 juta penduduk itu tidak mudik, maka total kasus positif Covid-19 pada Mei hingga Juni di pulau Jawa kecuali Jabodetabek diperkirakan menembus 770 ribu. Sedangkan total kasus positif Covid-19 di wilayah Jabodetabek mencapai 240 ribu pada bulan Mei dan Juni nanti.

Apabila 6,5 juta warga Jabodetabek tidak mudik, maka penambahan kasus per hari di pulau Jawa bisa lebih diminimalisir menjadi 30 ribu. Untuk itu, pemerintah menetapkan kebijakan larangan mudik. Namun, dapat diamati bahwa masih banyak warga yang enggan mematuhi kebijakan tersebut.

Pemerintah Kabupaten Garut melalui Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 baru saja melaporkan adanya penambahan pasien positif Covid-19. Terdapat 10 penambahan pasien yang salah satunya adalah balita berumur 2 tahun. Saat ini mereka tengah ditangani di RSUD dr Slamet.

Ricky Rizki selaku juru bicara Covid-19 Kabupaten Garut mengatakan bahwa satu pasien positof Covid-19 yang masih balita berumur 2 tahun adalah warga kecamatan Cibatu. Dari 10 pasien itu, satu diantaranya sembuh, satu meninggal, satu masih menjalani isolasi mandiri, dan 7 lainnya dalam perawatan.

Meningkatnya jumlah pemudik ke Kabupaten Garut membuat Satgas Covid-19 kewalahan dalam melakukan pemantauan. Terdata 2.341 orang dalam pemantauan (ODP), dan 2.214 dari jumalh itu telah selesai dipantau.

Banyaknya pemudik yang berasal dari zona merah ke Kabupaten Garut membuat petugas benar-benar kewalahan. Sekitar 529 Orang Tanpa Gejala (OTG) terdeteksi dari ribuan pemudik. Beberapa di antaranya telah selesai dan masih 292 dalam pemantauan. OTG memang cukup berbahaya karna menyebarkan virus tanpa gejala.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun menyebutkan beberapa pemudik yang masih saja nekat secara sembunyi-sembunyi memasuki kawasan Jawa Tengah meski telah ada larangan yang telah diberlakukan. Kemudian beliau menyinggung soal peristiwa tujuh penumpang travel yang positif Covid-19 di Cilacap.

Mudik menjadi sangat berbahaya karena hal tersebut menjadi media penyebaran virus Covid-19 dan kasusnya bisa meluas. Jikalau terdapat kondisi yang mendesak dan mengharuskan untuk pulang kampung, ada baiknya jika mengurus perizinan kepada pemerintah. Sehingga pemerintah daerah setempat dapat melakukan pemantauan dan mengambil tindakan yang tepat.

Sejumlah bupati, walikota bahkan kepala desa telah memberikan respons yang baik terkait masalah mudik. Beberapa tempat karantina juga telah dipersiapkan. Kini, sangat diharapkan kesadaran dari pemudik sendiri bahwa dirinya yang berasal dari zona merah tentunya menjadi perantara penyebaran Covid-19 ke kampung halamannya. 

Sekeras apapun pemerintah dan tim medis melakukan penanganan, apabila tidak ada kerja sama yang baik dari masyarakat, pandemi ini akan semakin sulit teratasi. Pelemahan virus sendiri masih terus diteliti, salah satu upaya yang cukup signifikan adalah menghentikan penyebaran Covid-19.

)* Penulis adalah mahasiswi Universitas Pakuan Bogor