Pembukaan Tiga Perempuan “Pertiwi” di Griya Santrian Jumat Malam

3 Perempuan "Pertiwi" dari kiri ke kanan, Gusti Ketut Oka Armini Ni Nyoman Sani Ni Ketut Ayu Sri Wardani. (foto iwan)

INFODENPASAR.ID, Denpasar – Acara pembukaan pameran Seni Rupa “Pertiwi”, di Santrian Gallery Sanur, akan berlangsung Jumat 6 Maret 2020, Pukul 18.00. Acara akan dibuka Ida Bagus Gede Sidarta Putra dan dimeriahkan oleh Music performing oleh Krisna Floop.

Pameran ini memamerkan 27 (dua puluh tujuh) karya seni rupa yang terdiri dari Lukisan media Akriliki di kanvas oleh Nyoman Sani; Lukisan Cat Minyak di kanvas oleh Ayu Sri Wardani; dan karya Seni Grafis cetak tinggi dengan media Lino (karet) di cetak di kertas.

Sekilas Para Perempuan Pelukis

Kehadiran pameran karya perempuan dapat dipastikan selalu mengundang perhatian, bukan hanya karena eksistensi mereka yang tidak sebanyak perupa dari kalangan laki-laki. Tetapi penghayatan mereka dalam berkarya selalu membawa cara pandang yang berbeda dalam menangani media seni rupa. Sebagaimana halnya pameran tiga Ibu pelukis di Santrian Gallery Sanur, di awal bulan Maret ini yang mengusung tema “Pertiwi”.

Pertiwi, sebuah pameran yang menghadirkan tiga Ibu perupa asal Bali yang memiliki eksplorasi karya yang berbeda satu dengan lainnya. Mereka adalah Ni Nyoman Sani yang berlatar pendidikan Seni Lukis S1 di STSI/ISI Denpasar, Gusti Oka Armini mengenyam pendidikan S1 khusus Seni Grafis di FSRD ISI Yogyakarta dan Ni Ketut Ayu Sri Wardani menjalani pendidikan Seni Lukis di FSRD ITB Bandung. Latar belakang pendidikan tersebut dapat menjadi anasir yang mendasari proses kreatif mereka, dengan pilihan media dan bahasa ungkap visualnya masing-masing.

Dalam karya-karya mereka tema pertiwi tervisualisasikan dengan cara ungkapan yang berbeda, melalui gesture dan komposisi warna yang khas mengungkapkan penghayatan diri antara sebagai perupa dan Ibu, dalam karya Nyoman Sani. Ia menuturkan bahwasanya “Saya lebih cenderung menampilkan karya dengan energi yang feminim, baik dari unsur unsur medium maupun teknik. Lahir dari pemilihan warna-warna yang lebih cerah dan lembut namun ada juga terkesan keras (hitam). Seperti Ibu yang melahirkan anak anaknya, berbagai unsur karakter dan emosi terekam ditiap karya karya kali ini” demikian ungkap Sani. Pandangan estetik yang menjadi spirit baginya untuk selalu berkarya adalah, bahwa “perempuan akan memberikan apa saja yang dia miliki kepada siapapun melalui keindahan”.

Tema pertiwi bagi Gusti Ketut Oka Armini, dimaknai “sebagai ungkapan rasa bersyukur saya atas segala keindahan bumi pertiwi yang harus kita jaga dan lestarikan. Frame kehidupan yang berubah dinamis dari waktu kewaktu, kemudian menginspirasi di setiap karya saya, sebagai luapan kesyukuran, dengan harapan agar alam tetap terjaga, sebagai penawar dan penyeimbang hidup dan kehidupan kita”. Tema itu terekam dalam guratan garis-garis yang ditorehkan dalam media lino dengan teknik cetak cukil habis (reduction print), yang menggambarkan komposisi tumbuhan liar puitik. “Dalam mengekspresikan ide-ide kreatif saya saat berkarya grafis, ada hal-hal menarik yang bisa saya nikmati, yaitu pada saat proses mencukil dan memberi pewarnaan. Karena di sana ada keterungkapan dari rasa penasaran saya terhadap hasil yang nanti terekam melalui teknik cetak”, pungkas Oka.

Serta dalam goresan brush stroke cat minyak (oil painting) menggambarkan gejolak batin seorang Ibu yang menghayati dinamika laku kehidupan, termanifestasikan dalam metafor alam Toba oleh Ayu Sri Wardani. Baginya “Pertiwi adalah bumi tempat kita berpijak ibaratkan ibu yg memberikan kehidupan, alam yang sdh ada dari sejak kita lahir pemberian ilahi”. Bagi Ayu Sri Wardana “Toba hanyalah setitik kecil dari bagian keindahan bumi ini, tetapi menjadi bagian yang sangat besar dan berharga dalam sejarah hidupku. Toba menjadi inspirasi karyaku dalam pameran ini, bukan hanya sekedar alamnya yang mempesona, tetapi ada keindahan yang menyatu dengan anugerah cinta yang mengiringi perjalanan hidupku” demikian jelas Ayu.

Tim INFODENPASAR.ID