Pemeriksaan Spesimen Covid-19 Gencar Dilakukan, Kasus Positif Meningkat

Petugas kesehatan mengambil sampel salah satu peserta pada Swab Test COVID 19 gratis BNI berbagi di Jakabaring Sport City Palembang, Sumsel, Senin (8/5/2020). (ANTARA/Fenny Sely/20)

Oleh : Alfisyah Kumalasari )*

Pasien yang terdeteksi terkena virus Covid-19 makin banyak. Namun hal ini tidak perlu dikuatirkan, karena pencatatan jumlah pasien ini akibat dari uji spesimen yang diadakan oleh pemerintah. Lagipula jumlah pasien yang sembuh dari Corona juga makin bertambah. Targetnya ada 20.000 uji spesimen per hari yang diadakan di seluruh provinsi di Indonesia.

Uji spesimen adalah cara untuk mengetahui apakah seseorang terkena serangan virus Covid-19 atau tidak. Mengapa harus ada uji spesimen? Karena 80 persen pasien Corona tidak menunjukkan gejala apa-apa di tubuhnya. Jadi lebih baik diperiksa apakah ia kena virus Covid-19 atau tidak, sebelum terlanjur sakit dan menularkan ke orang-orang di sekitarnya.

Ada 2 metode uji spesimen yang dilakukan oleh kementrian kesehatan RI. Pertama adalah PCR (Polymerase Chain Reactor) dan genome sequencing. Tes PCR lebih diminati karena hasilnya lebih cepat keluar, jadi jika ada pasien yang terinfeksi virus Covid-19 bisa langsung dibawa ke ruang isolasi di Rumah Sakit, untuk mendapatkan perawatan medis. Sedangkan genome sequencing hasilnya lebih lambat keluar, karena tidak hanya mengidentifikasi virus Corona tapi juga penyakit lain.

Uji spesimen ini membuat catatan pasien yang terkena virus Covid-19 makin bertambah banyak. Terhitung ada 993 kasus pasien Corona. Total ada 30.514 orang yang terkena serangan virus Covid-19. Jadi, kenaikan jumlah kasus ini memang karena ada pemeriksaan yang lebih gencar, bukan karena dikendurkannya aturan PSBB dan imbauan untuk memasuki the new normal.

Juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyampaikan bahwa dalam sehari, ada 13.095 uji spesimen yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada orang yang terkena virus Covid-19. Targetnya adalah 20.000 tes spesimen per hari, dan dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia. Bahkan di kota kecil sekalipun, sudah ada laboratorium yang memadai untuk uji spesimen. Jadi tidak usah datang ke kota besar untuk pelaksanaannya.

Setelah ada uji spesimen di berbagai wilayah di Indonesia, maka tercatat ada tambahan kasus pasien Corona baru di DKI Jakarta sebanyak 104 orang, di Jawa Timur 286 orang, Sulawesi Utara sebanyak 79 orang, dan Sumatera Utara 68 orang. Sedangkan pasien yang sembuh totalnya ada 9.907 orang. Setelah uji spesimen juga ada pencatatan 46.751 orang dalam pengawasan dan 13.347 pasien dalam pengawasan. Jadi konsentrasinya tidak hanya ke orang yang sudah terjangkiti virus Covid-19, tapi juga mantan pasien yang masih diwajibkan untuk isolasi mandiri selama 14 hari.

Selama ini, kementrian kesehatan sudah melakukan 334.086 uji spesimen untuk menemukan apakah ada pasien Corona baru. Rasionya adalah ada 1.422 pengujian per 1 juta penduduk. Jika jumlah uji spesimen ditambah, maka diharapkan akan ditemukan pasien-pasien yang terkena virus Covid-19, dan bisa cepat ditangani. Jika semua sudah terdeteksi dan dirawat, diharap bisa sembuh sehingga tidak ada lagi penularan Corona di Indonesia. Negeri ini pun bisa bebas dari virus Covid-19.

Setelah ada penambahan frekuensi uji spesimen, maka masyarakat diharap bekerja sama dan mau dites apakah ia terkena Corona atau tidak. Jangan takut karena prosesnya tidak menyakitkan. Kalaupun memang ternyata ia terinfeksi virus Covid-19, jangan malah lari tunggang-langgang. Turuti ajakan petugas untuk perawatan di Rumah Sakit secaar intensif agar lekas sembuh.

Jumlah pasien Corona di Indonesia bertambah banyak, namun ternyata ini adalah hasil dari penambahan uji spesimen. Pemerintah melalui kementrian kesehatan mentargetkan ada 20.000 uji spesimen yang diadakan per hari. Tujuannya agar jika ada pasien Corona akan cepat terdeteksi dan mendapat perawatan medis.

)* Penulis adalah kontributor The Jakarta Institute