Pemerintah Agresif Tangani Virus Corona

Penumpang menggunakan cairan pembersih tangan yang disediakan TransJakarta di Halte BKN, Senin (2/3/2020). (ANTARA/HO/Humas TransJakarta)

Oleh : Ismail )*

Pemerintah meluncurkan sejumlah strategi untuk mengatasi penyebaran virus Corona. Strategi tersebut diantaranya mengaktifkan thermos scanner, mencegah larangan terbang, menyiapkan rumah sakit rujukan, hingga mengevakuasi WNI. Sikap Pemerintah yang agresif dalam menangani Virus Corona menunjukkan kehadiran negara bagi warganya.

Bergulirnya kabar tentang curhatan ABK atas penyebaran Virus Corona beberapa waktu lalu kian mencuat. Video berdurasi kurang lebih satu menit itu menyita perhatian publik. Mereka (ABK) ini bahkan langsung meminta kepada Presiden Jokowi untuk menjemput mereka. ABK ini diduga khawatir akan kesehatan dan juga keselamatan atas potensi tertular virus Corona.

Kamis pekan lalu,  pemerintah dilaporkan  memang tengah membahas opsi evakuasi melalui laut dengan menggunakan kapal medis milik Angkatan Laut, KRI Dr Soeharso, yang saat ini tengah bersandar di dermaga Komando Armada Dua (Koarmada II) Surabaya, provinsi Jawa Timur.

Dengan kisaran waktu 34 hari untuk proses evakuasi, opsi melalui jalur laut dipertanyakan oleh kru kapal Diamond Princess asal Indonesia ini. Salah satu kru kapal mengatakan jika merekalah satu-satunya kru dari Indonesia yang belum mendapatkan kepastian evakuasi. Hal ini diperkuat oleh pengakuan oleh kapten kapal sendiri.

Keputusasaan mereka akhirnya mendapat jawaban. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah melepas 23 orang yang didapuk menjadi tim penjemput untuk mengevakuasi sekitar 68 WNI ABK Kapal Pesiar Diamond Princess terkait penyebaran virus corona. Mereka dilepas di Bandara Soekarno Hatta, Jumat dan terbang menuju ke Jepang pukul 16.00 WIB, dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Retno turut didampingi oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Azis, serta sejumlah petinggi kementerian beserta lembaga terkait lainnya. Retno menjelaskan jika 68 dari total 78 WNI kru Diamond Princess yang akan dijemput tersebut telah dinyatakan negatif virus corona.

Sedangkan, delapan lainnya dinyatakan positif sehingga akan mendapat sejumlah perawatan di rumah sakit di Jepang sehingga tidak akan ikut dipulangkan. Namun, dua orang lainnya memilih untuk bertahan di Jepang karena ingin melanjutkan pekerjaannya.

Lebih lanjut, Retno juga menjelaskan tim penjemput tersebut bakal tiba di Bandara Haneda, Tokyo pada hari Sabtu (29/2) subuh dan akan terbang kembali ke Indonesia pada sore harinya. Dirinya memperkirakan tim bersama WNI lain akan tiba di Indonesia pada hari Minggu (1/3). 

Dilaporkan, Setibanya di Tanah Air para WNI tersebut akan kembali menjalani masa observasi, tepatnya di Pulau Sebaru Kecil. Pulau di Kepulauan Seribu ini dipilih sebagai lokasi untuk melakukan observasi pencegahan virus corona. Selain kru Kapal Diamond Princess, setidaknya 188 WNI ABK Kapal World Dream juga tengah menjalani observasi di sana mulai Jumat lalu.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengapresiasi langkah cepat pemerintah terkait proses evakuasi tersebut. Dirinya menyebut jika langkah ini perlu didukung sebab, membuktikan bahwa pemerintah hadir untuk melindungi seluruh WNI dari paparan Covid-19.

Kendati demikian, Rahmad mengingatkan agar pemerintah tetap memprioritaskan sisi keamanan ketika penjemputan atau setelah berada di tanah air. Dirinya menilai, prinsip kehati-hatian perlu dikedepankan mengingat mereka ini telah berinteraksi dengan virus Corona saat masih berada dikapal Diamond Princess. Sehingga potensi penularannya masih cukup tinggi. Hal ini tentunya berbeda dengan proses evakuasi WNI dari Wuhan yang sebelumnya sempat diobservasi di Natuna

Rahmat yang juga selaku Politikus PDIP tersebut menuturkan pemerintah telah mempunyai protokol kesehatan dan juga karantina sesuai standar WHO guna mencegah terjadinya penularan. Oleh karena itu, dirinya yakin jika pemerintah mampu menjalankan protokol karantina secara efektif.

Dirinya menyinggung apakah kru kapal tersebut nantinya akan dikarantina atau tidak, dia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Kementerian Kesehatan. Pemerintah tentunya telah memiliki  standar baku guna mencegah terjadinya penularan, imbuhnya.

Rahmad juga mengimbau kepada pemerintah beserta warga Indonesia untuk tetap meningkatkan kewaspadaan atas kemungkinan penyebaran virus ini (COVID-19). Dirinya bersyukur sebab virus tersebut hingga saat ini belum ditemukan di Indonesia, namun harus tetap waspada pasalnya potensi kemunculan virus tersebut di Indonesia tetap saja ada.

Upaya pemerintah dalam melindungi warganya tak hanya terlihat pada kasus ini saja. Bahkan ketika virus tengah menyebar dan ramai bergulir, pemerintah sudah aktif melakukan sejumlah proses evakuasi hingga perhatian. Sebut saja pemulangan WNI dari Wuhan, kemudian pengiriman masker kepada WNI di luar negeri, pembatasan penerbangan,  pembatasan ekspor impor sementara hingga proses evakuasi di Diamond Princess. Ini membuktikan bahwa pemerintah tak hanya tanggap, namun juga memberikan respon aktif terkait penanganan virus Corona ini. Jika bukan karena perhatian tentu sudah dibiarkan.

)* Penulis adalah pengamat sosial politik