Pemprov Bali Siapkan 650 Ribu Vaksin Rabies Pada 2023

Dokter hewan menyuntikkan vaksin anti rabies pada seekor anjing saat vaksinasi rabies dan sterilisasi di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (24/6/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym.

INFODENPASAR, Denpasar – Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali A.A Istri Inten Wiradewi menyampaikan bahwa Pemprov Bali telah menyiapkan 650 ribu stok vaksin rabies untuk kelompok hewan penular rabies (hpr) pada tahun 2023.

“650 ribu vaksin rabies tersedia, dan dari prediksi populasi anjing tahun 2023 ada sekitar 618.970 ribu ekor. Jadi, vaksinasi dirasa cukup,” kata dia di Denpasar, Bali, Kamis (19/01/2023).

Inten mengatakan jumlah vaksin yang diterima dari APBN, APBD provinsi dan bantuan organisasi kesehatan hewan dunia tersebut cukup jika melihat estimasi populasi anjing di Bali yang turun sekitar 876 ekor dari sebelumnya 619.846 ekor di 2022.

Vaksinasi juga menjadi upaya Distan Pangan Bali dalam mencegah penyebaran anjing rabies yang angkanya mencapai 690 kasus sepanjang 2022, sekaligus menjadi yang tertinggi di Bali sejak 2008.

“Memang kalau dari data hasil uji pada anjing, kasus positif tertinggi terjadi di tahun 2022 sejak adanya rabies di Bali tahun 2008 akhir,” ujarnya.

Inten mengaku pihaknya telah memprediksi adanya peningkatan kasus di tahun lalu, lantaran semenjak pandemi 2020 jumlah vaksin rabies menjadi sedikit akibat keterbatasan anggaran yang dialihkan ke penanganan COVID-19.

“Di tahun 2022 juga kami tidak bisa optimal karena di pertengahan tahun kita harus fokus pada penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK). Akibatnya kasus meningkat di tahun 2022,” tambahnya.

Di tahun 2022 akhirnya pencegahan rabies dengan vaksinasi menjadi kurang optimal, kata Inten, lantaran Distan Pangan Bali hanya memiliki 78 ribu stok vaksin dan jauh dari estimasi populasi anjing saat itu.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Kota Denpasar Made Ngurah Sugiri menambahkan bahwa di wilayahnya dilakukan metode Imun Belt sebagai upaya memanfaatkan keterbatasan vaksin.

“Jadi kita buat imun belt atau sabuk antibodi yang kita buat di perbatasan Kota Denpasar dengan kabupaten lain, terutama zona merah baik itu Gianyar dan Badung, ini berkelanjutan, pertama kali di tahun 2017,” jelasnya.

Di Denpasar sendiri dengan populasi anjing tahun 2022 sekitar 89.796 tak banyak kasus yang masuk, namun umumnya terjadi di perbatasan, sehingga Distan Denpasar melakukan imun belt terhadap anjing di perbatasan sebagai prioritas.

“Sebetulnya muara semua kejadian (kasus rabies) adalah kepemilikan tak bertanggung jawab dan pemahaman akan rabies, sehingga harapan kami jangan keluar masukkan anjing dari Kota Denpasar,” kata dia.

Estimasi populasi anjing tahun 2023 di Denpasar juga menurun, kata Sugiri, angkanya menjadi 82.195. Dengan demikian, ia berharap stok vaksin rabies yang akan diberikan untuk ibu kota Bali itu akan sesuai dengan kebutuhan.

Oleh : Ni Putu Putri Muliantari
Editor : Faisal Yunianto

Kantor Berita ANTARA