Pemprov Harapkan Desa Adat Lebih Masif Laksanakan Bulan Bahasa Bali

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Senin (31/1/2022). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.

INFODENPASAR, Denpasar – Pemerintah Provinsi Bali mengharapkan desa adat di daerah itu dapat lebih memasifkan pelaksanaan berbagai kegiatan dalam menyambut Bulan Bahasa Bali yang keempat, sepanjang bulan Februari 2022.

“Saya mendorong agar terus digalakkan, terutama implementasinya dalam kehidupan sehari-hari,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Senin (31/01/2022).

Menurut dia, dari tahun ke tahun pelaksanaan Bulan Bahasa Bali, tampak sudah mengalami peningkatan. Banyak agenda di desa adat telah dibantu atau diinisiasi oleh para penyuluh bahasa Bali di masing-masing desa.

“Di samping tu, dalam kegiatan paruman (rapat-red) bandesa (pimpinan desa adat) dan muda-mudi memang juga menggunakan bahasa Bali. Para penyuluh bahasa Bali juga rutin memberikan kursus bahasa Bali kepada para siswa di luar jam sekolah,” ucapnya.

Khusus untuk pelaksanaan Bulan Bahasa Bali yang keempat ini, Arya Sugiartha juga mengusulkan agar rapat-rapat di instansi pemerintahan menggunakan bahasa Bali.

“Demikian pula untuk baliho-baliho yang terpasang agar menampilkan aksara Bali. Tetap berisi huruf latin, namun tidak semenonjol aksara Bali,” kata mantan Rektor ISI Denpasar itu.

Sedangkan terkait dengan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di tingkat provinsi Bali akan dilaksanakan secara hibrid, perpaduan during dan luring.

Bulan Bahasa Bali yang digelar mulai 1-28 Februari 2022 ini mengangkat tema Danu Kerthi: Gitaning Toya Ening, Air sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan. Bulan Bahasa Bali bakal dibuka langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster yang ditandai dengan menimba air dan membuka air.

Rangkaian pembukaan di Taman Budaya Denpasar pada 1 Februari 2022 diawali penayangan video teaser Bulan Bahasa Bali. Selanjutnya penayangan Utsawa Nembangang Pupuh Ginada “Toya Ening” dari seluruh kabupaten dan kota di Bali.

Sebanyak 20 peserta kemudian nyurat lontar (menulis diatas daun lontar) di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar. Kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan Sandhyagita “Ranu Murti” oleh Sanggar Seni Bungan Dedari (ISI Denpasar) yang dilanjutkan dengan acara pembukaan.

Selanjutnya Gubernur Bali kemudian menyaksikan Reka Aksara (Pameran) di Gedung Kriya. Pameran yang biasanya berlangsung di gedung bawah Ksirarnawa, kali ini berlangsung di Gedung Kriya, karena masih berlangsungnya Pameran Bali Bangkit.

Acara pembukaan hanya melibatkan 300 undangan sebagai upaya penerapan protokol kesehatan dan para undangan wajib melakukan scan barcode PeduliLindungi disamping mencuci tangan dan hand sanitizer serta cek suhu di depan pintu Ksirarnawa.

“Karena masih dalam kondisi pandemi, maka pelaksanaan prokes tetap ketat sehingga nantinya tidak menimbulkan klaster baru,” kata Arya Sugiartha.


Pewarta : Ni Luh Rhismawati
Editor : Zita Meirina

Kantor Berita ANTARA