Penelitian Tentang Covid-19 di Indonesia Mengalami Kemajuan

Robot Raisa uji coba ITS Surabaya.

Oleh : Dodik Prasetyo )*

Penelitian Indonesia tentang pengurutan genom atau Genome sequencing yang digunakan sebagai obyek penelitian untuk mengidentifikasi Covid-19 terus mengalami kemajuan yang menggembirakan. Kemajuan ini diharapkan, akan membuahkan hasil berupa penemuan vaksin virus corona yang beredar di Tanah Air.

Sejumlah kabar menggembirakan datang dalam masa Pandemi Covid-19. Selain terus mengembangkan penelitian tentang genom sequencing, keberhasilan putra putri bangsa lainnya adalah mampu mengembangkan PCR test kit dan ventilator. Alat-alat kesehatan terkait penanganan Covid-19 itu sudah bisa diproduksi di dalam negeri.

Presiden RI Ir Joko Widodo meminta, agar Indonesia bisa memproduksinya secara masal, sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada produk-produk impor. Paling tidak akhir Mei atau awal tahun sudah kita produksi.

Mantan Walikota Surakarta tersebut mengungkap adanya sejumlah kemajuan penelitian yang dilakukan Kementerian Ristek / Badan Riset dan Inovasi Nasional terkait virus Corona. Menurutnya, ada sejumlah kemajuan, termasuk dalam pengujian vaksin.

Dalam sebuah rapat terbatas yang disiarkan di youtube, Jokowi menerima laporan dari Kemenristek dan BRIN bahwa telah berhasil mengembangkan PCR test kit, kemudian non PCR diagnostik test dan juga ventilator serta mobile BSL 2.

Presiden Jokowi juga menyebutkan sudah adanya kemajuan dari pengujian terhadap plasma darah pasien Covid-19 yang sudah sembuh untuk pengobatan. Kemudian pengujian stem cell untuk memperbaiki organ yang rusak karena virus corona.

Dirinya juga berharap agar inovasi-inovasi ini didukung semua pihak. Termasuk  diberi kemudahan dalam perizinan dan distribusinya. Serta disambungkan dengan industri, baik dengan BUMN maupun swasta.

Diketahui Kemenristek mengalokasikan dana yang tidak terpakai seperti dana untuk perjalanan dinas maupun biaya rapat, untuk melakukan penelitian pada kondisi pandemi Covid-19.

Dana tersebut tidak dipakai sebab saat ini pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan mengalihkannya untuk hal yang lebih prioritas yakni penelitian untik mengembangkan alat kesehatan, obat dan vaksi virus corona.

Dana dari kemenristek hasil dari alokasi Rp 38 miliar. Selain itu, Kemenristek juga melakukan koordinasi kegiatan riset di perguruan tinggi.

Kemenristek telah melakukan teken kontrak sekira 1 atau 2 bulan lalu dengan berbagai macam perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan kegiatan penelitian di  berbagai bidang.

Setelah kejadian Covid-19, Menristek menghubungi perguruan tinggi tersebut untuk meminta memindahkan topik penelitian agar difokuskan untuk penelitian virus corona.              

Sejumlah perguruan tinggi melakukan refocusing anggaran untuk membantu penelitian terkait Covid-19. Bambang mengatakan dari refocusing sejumlah perguruan tinggi jumlahna mencapai Rp 11 miliar dan menurut Bambang dana sebesar itu cukup untuk melakukan penelitian.

Bambang Brodjonegoro selaku Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) mengatakan, pihaknya juga memahami bahwa dalam kondisi seperti hari ini jelas bukan kondisi yang ideal. Mantan Menteri Keuangan tersebut tahu persis bahwa kondisi ekonomi di Indonesia sedang tidak berjalan normal.

Dirinya juga mengatakan, sebenarnya biaya riset/penelitian tidak terlalu tinggi karena penelitian hanya dilakukan sampai bisa menghasilkan prototipe saja. Adapun untuk produksi dan distribusi nanti bisa menggunakan anggaran dari Kementerian Kesehatan.

Selain itu, lembaga-lembaga yang berada di bawah pondasi kemenristek seperti LIPI, Eijkman dan BPPT juga memiliki alokasi anggaran rutin masing-masing yang dapat difokuskan untuk membantu anggaran penelitian Covid-19, Ia menuturkan, penelitan ini tidak bergantung dari kucuran dana APBN.

Pengembangan obat dan vaksin untuk virus corona terus dilakukan oleh Biofarma, Litbangkes dan Lembaga Eijkman. Saat ini, pengembangan sudah memasuki tahapan uji klinis.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) serta PT Dharma tengah mengembangkan ventilator. Pengembangan ini sudah masuk tahap uji ketahanan oleh Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Selain itu, Kemenristek juga akan mengembangkan sejumlah teknologi untuk mengatasi pandemi Covid-19, salah satunya dengan robot raisa untuk membantu para tenaga medis menangani pasien terinfeksi virus corona.

Robot RAISA tersebut nantinya akan melayani pasien dengan mengantarkan obat dan lainnya. Saat ini tim riset dan inovasi UNAIR dan ITS tengah mendesain robot Raisa. Mereka-pun sudah membuat prototipe robot Raisa.

Kemajuan ini tentu semakin menunjukkan optimisme Indonesia untuk melawan virus corona. Kerja keras para peneliti tersebut tentu patut kita apresiasi.

)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)