Presiden Tekankan Pemberian Bansos Agar Harga Beras Turun

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Dirut Perum Bulog Budi Waseso (kanan) dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kiri) meninjau ketersediaan beras di Gudang Bulog Sukamaju milik Perum Bulog Divisi Regional Sumsel dan Babel di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (26/10/2023). Presiden meninjau persediaan beras dan proses penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada keluarga penerima manfaat. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/Spt/pri.

INFODENPASAR, Jakarta – Presiden RI Joko Widodo menekankan pemberian bantuan sosial kepada masyarakat tidak menyebabkan kenaikan harga beras, tetapi untuk menekan atau menurunkan harga beras dan komoditas lain.

“Ya, enggak (kenaikan harga beras bukan karena bansos), justru bansos itu kayak operasi pasar sehingga dengan diberikan bansos itu permintaan masyarakat jadi turun. Kalau permintaan turun, supply-nya tetap, harganya bisa turun, teorinya seperti itu. Akan tetapi, memang belum,” kata Jokowi.

Joko Widodo menyampaikan hal itu di sela kunjungan kerja meninjau sekolah menengah kejuruan (SMK) di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (09/11/2023).

Untuk menurunkan harga beras, kata Presiden, Pemerintah telah melakukan operasi pasar, menyalurkan beras program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP), hingga bantuan pangan beras 10 kg untuk 21,3 juta jiwa penduduk.

Presiden mengatakan bahwa harga beras memang relatif tinggi sejak beberapa waktu lalu. Sementara itu, harga komoditas cabai mengalami kenaikan harga secara musiman.

Namun, untuk harga bawang merah, bawang putih, dan telur, menurut Jokowi, saat ini masih stabil.

Jokowi menuturkan bahwa Pemerintah saat ini berusaha keras menurunkan harga beras yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia.

“Sampai saat ini belum bisa turun secara drastis, tetapi paling tidak sudah tidak naik,” kata Presiden.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro

Kantor Berita ANTARA