Sesolahan “Sampik Ingtai” yang Memukau dari SMPN 1 Denpasar

Adegan Sampek Ingtai karya SMPN 1 Denpasar (foto eka).

INFODENPASAR, Dalam serangkaian acara dalam Bulan Bahasa Bali 2020, SMPN 1 Denpasar mempersembahkan pementasan sesolahan “Sampik Ingtai”. Pementasan yang diadakan di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar (11/2/2020) ini sukses menghibur penonton. Sangat menarik menyaksikan pementasan yang dimainkan oleh anak-anak SMP yang umurnya masih tergolong muda, apalagi dengan menggonakan Bahasa Bali.

Sesolahan Sampik Ingtai sendiri menceritakan tentang dua sejoli yang bernama Sampik dan Ingtai berjumpa di suatu sekolah khusus untuk laki-laki. Untuk masuk ke sekolah ini Ingtai harus menyamar sebagai laki-laki. Setelah beberapa tahun sampik dan Ingtai berteman dekat, akhirnya Ingtai memberi tahukan bahwa ia adalah seorang wanita. Tentu saja hal ini membuat Sampik jatuh cinta. Keduanya kemudian berjanji untuk hidup berdua sebagai suami istri dan tetap bersama sehidup semati.

Pada masa berakhirnya sekolah mereka, keduanya harus berpisah, pulang ke daerahnya masing-masing. Sebelum keduanya berpisah, Sampik berjanji meminang Ingtai. Namun ia datang terlambat, Ingtai sudah dijodohkan dengan pemuda kaya raya bernama Macun. Tidak tahan menahan malu dan kecewa, Sampik jatuh sakit dan akhirnya menemui ajalnya. Kematian Sampik membuat Ingtai sedih dan kehilangan. Karena janji setia yang mereka ucapkan.

Dalam perjalanan menuju ke rumah Macun, Ingtai meminta ijin untuk bersembahyang di kuburan Sampik, yang diakuinya sebagai seorang temannya. Belum lama Ingtai bersembahyang, tiba-tiba kuburan Sampik terbuka. Ingtai kemudian melompat ke dalamnya. Sampik dan Ingtai akhirnya bersatu di alam keabadian.

Dengan cerita yang sangat dramatis ini tidak menyulitkan anak-anak SMPN 1 Denpasar untuk berperan di atas panggung. Susana penonton yang ramai justru membuat mereka semakin baik. Hadirnya beberapa interaksi dengan penonton membuat kesan kedekatan para pemeran dengan penonton. Ditambah dengan para aktor yang menjiwai perannya serta kepiawaian mereka berdialog dengan bahasa Bali membuat para penonton kagum.

Dalam membawakan sesolahan ini SMPN 1 Denpasar tidak menjelaskan secara rinci dari cerita. Namun hal tersebut diganti dengan persembahan tari kontemporer yang sangan menarik. Gerakan yang diiringi musik modern dicampur musik tradisional membuat ketegangan di dalamnya. Penggunaan properti yang tepat membuat para penari dapat menggambarkan situasi dari adegan tersebut.

Apresiasi yang besar ditujukan penonton terhadap pementasan sesolahan “Sampik Ingtai” dari SMPN 1 Denpasar tersebut. Karena cukup sulit melakukan senii peran dengan menggunakan bahasa Bali.

Pewarta : Eka Widya Putra