Sinar Biru Dari Gadget Bisa Mempengaruhi Kesehatan Kulit

Ilustrasi (Pixabay)

INFODENPASAR.ID, Jakarta – Selama ini kita sering terpapar “blue light” atau sinar biru yang dipancarkan dari layar perangkat digital seperti televisi, laptop, PC, smartphone, tablet, dan gadget lainnya.

Sinar biru itu sendiri ternyata memiliki sejumlah dampak buruk bagi kesehatan kulit.

Michelle Henry, seorang dokter kulit di New York dikutip dari Gulf News, Rabu (27/05/2020) menyatakan sinar biru tersebut dapat merusak retina.”Sinar biru merusak retina dan mengurangi ekskresi (pengeluaran) melatonin, sehingga mengganggu siklus tidur Anda,” Jelas Michelle.

Semakin dekat kita dengan gadget yang memancarkan sinar biru maka akan semakin banyak dampaknya. Misalnya televisi akan lebih sedikit memaparkan sinar biru ketimbang komputer karena jaraknya yang cukup jauh dari kita saat menonton.

Sementara cahaya dari ponsel lebih banyak daripada komputer karena ponsel sangat dekat dengan wajah.

Jika sinar ultraviolet merusak DNA sel secara langsung, sinar biru menghancurkan kolagen melalui stres oksidatif.

Bahan kimia dalam kulit yang disebut flavin menyerap sinar biru. Reaksi yang terjadi selama penyerapan menghasilkan molekul oksigen yang tidak stabil (radikal bebas) yang merusak kulit.

“Mereka masuk dan pada dasarnya dan melubangi kolagenmu,” kata Henry.

Paparan sinar biru lebih bermasalah untuk kulit berwarna. Dalam sebuah penelitian 2010 yang diterbitkan dalam The Journal of Investigative Dermatology, terbukti menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit sedang hingga gelap, sementara membuat kulit yang lebih terang relatif tidak terpengaruh.

Komunitas medis mengkategorikan warna kulit berdasarkan pada bagaimana ia bereaksi terhadap sinar UV. Tipe 1 adalah warna paling terang dengan sensitivitas UV paling tinggi.

“Ini jenis kulit milik Nicole Kidman dan Conan O’Brien,” kata Mathew M. Avram, direktur Pusat Dermatologi Laser dan Kosmetik Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston. Skala naik ke Tipe 6, yang merupakan yang paling gelap dan paling tidak mungkin terbakar.

Dalam studi 2010, kulit Tipe 2 terkena sinar biru tetapi tidak mengalami pigmentasi. Sementara kulit berwarna akan menggelap, dan kegelapan itu bertahan selama beberapa minggu.

Meski merusak kulit, nyatanya sinar biru memiliki manfaat untuk mengobati jerawat.

Cara paling sederhana untuk melindungi kulit dari sinar biru adalah dengan mengurangi paparan terhadap sinar biru.

Untuk ponsel bisa menggunakan modus malam yang membuat layar jadi berwarna lebih hangat.

Jika mau, aplikasikan tabir surya berwarna, yang biasanya mengandung oksida besi.

Antioksidan topikal seharusnya membantu menjinakkan radikal bebas yang dihasilkan sinar biru, namun sains tidak merekomendasikannya.

Saran terbaik adalah konsumsi vitamin C. Molekul vitamin C cukup kecil untuk menembus kulit.

Pewarta : Ida Nurcahyani
Editor : Alviansyah Pasaribu

Kantor Berita ANTARA