Sri Mulyani: Investasi Ekonomi Digital RI Capai 4,7 Miliar Dolar AS

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Konferensi Integrity and Compliance Task Force B20 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (28/09/2022). (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)

INFODENPASAR, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan nilai investasi ekonomi digital Indonesia mencapai 4,7 miliar dolar AS selama triwulan I-2021, berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company.

“Angka tersebut melampaui nilai tertinggi selama empat tahun terakhir,” ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Integrity and Compliance Task Force B20 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (28/09/2022).

Dengan demikian, ia menilai data tersebut menunjukkan ekonomi digital memiliki potensi yang tinggi untuk sumber pertumbuhan domestik di masa depan.



Ekonomi digital di Indonesia akan terus tumbuh lebih kuat. Per tahun 2021, nilai ekonomi digital Indonesia berada pada posisi tertinggi di Asia Tenggara yakni diproyeksikan akan mencapai 70 miliar dolar AS. Kemudian di tahun 2025 diperkirakan akan mencapai lebih dari 120 miliar dolar AS.

Kendati begitu, Sri Mulyani mengatakan terdapat beberapa tantangan dalam mengembangkan ekonomi digital di Tanah Air, yakni disparitas akses internet khususnya antar wilayah dan antar tingkat pendapatan, dimana konektivitas utamanya antar pulau Jawa dan pulau lainnya masih belum merata.

Tantangan lainnya adalah keamanan siber, yang juga sangat penting dan nyata sebagai ancaman terhadap ekonomi digital. Dengan demikian perlindungan data bagi konsumen menjadi sangat kritis.



Perlakuan pajak yang sama antara pengusaha lokal dan asing turut menjadi salah satu masalah dan keterbatasan skema pendanaan bagi perusahaan rintisan alias startup, serta rendahnya sumber daya manusia di bidang wirausahawan.

Berdasarkan peluang dan tantangan tersebut, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu berpendapat Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depa karena kemajuan teknologi akan mengubah cara dunia bekerja.

“Kita juga harus lebih tanggap dan bersiap menghadapi tantangan risiko dan dinamika perkembangan ekonomi digital ke depan,” tegasnya.

Ia melanjutkan, pertumbuhan sektor ekonomi digital diiringi pula dengan transaksi keuangan digital. Dan meskipun tidak diragukan lagi bermanfaat untuk meningkatkan inklusi keuangan, pertumbuhan sektor ekonomi digital juga menciptakan platform baru untuk pencucian uang dan kejahatan ekonomi.


Oleh : Agatha Olivia Victoria
Editor : Budi Suyanto

Kantor Berita ANTARA