INFODENPASAR, Jakarta – Tesla Inc. telah membatalkan rencana pembuatan mobil listrik (EV) murah yang sudah lama dijanjikan dan diharapkan para investor untuk mendorong pertumbuhannya menjadi produsen mobil pasar massal, sebagaimana disiarkan laman Automotivenews, Jumat (05/04/2024).
Produsen mobil ini akan terus mengembangkan taksi otonom tanpa pengemudi yakni robotaxi pada platform kendaraan kecil yang sama.
Keputusan ini menunjukkan pengabaian terhadap tujuan lama yang sering disebut oleh CEO Tesla Elon Musk sebagai misi utamanya: mobil listrik yang terjangkau bagi masyarakat luas.
Rencana induk pertamanya untuk perusahaan ini pada tahun 2006 menyerukan pembuatan model-model mewah terlebih dahulu, kemudian menggunakan keuntungannya untuk membiayai “mobil keluarga berbiaya rendah”.
Musk telah berulang kali menjanjikan kendaraan semacam itu kepada para investor dan konsumen. Baru-baru ini pada Januari lalu, Musk mengatakan kepada para investor bahwa Tesla berencana untuk memulai produksi model yang terjangkau di pabriknya di Texas, Amerika Serikat (AS) pada paruh kedua tahun 2025.
Di AS, model termurah Tesla saat ini, sedan Model 3, dijual dengan harga sekitar 39 ribu dolar AS atau sekitar Rp619 juta (di Indonesia model ini dilego Rp1,5 miliar).
Keputusan ini terjadi ketika Tesla menghadapi persaingan ketat secara global dari produsen mobil listrik China yang membanjiri pasar dengan mobil-mobil listrik harga serendah 10 ribu dolar AS (sekitar Rp158 juta).
Rencana untuk robotaxi, yang bisa memakan waktu lebih lama untuk direalisasikan, menghadirkan tantangan teknik yang lebih berat dan lebih banyak risiko regulasi.
Dua sumber mengatakan bahwa mereka mengetahui keputusan Tesla untuk membatalkan Model 2 dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah karyawan, dengan salah satu dari mereka mengatakan bahwa pertemuan itu terjadi pada akhir Februari.
“Arahan Elon adalah untuk melakukan semuanya pada robotaxi,” kata sumber tersebut.
Sumber ketiga mengonfirmasi pembatalan ini dan mengatakan bahwa rencana baru menyerukan agar robotaxi tetap diproduksi, tetapi dalam volume yang jauh lebih rendah daripada yang diproyeksikan untuk Model 2.
Sumber lain yang mengetahui rencana Tesla, menyatakan optimisme tentang keputusan beralih dari strategi mobil murah ke robotaxi, segmen yang dibayangkan Musk sebagai masa depan mobilitas. Sumber tersebut memperingatkan bahwa rencana produk Tesla dapat berubah lagi berdasarkan kondisi ekonomi.
Mengeruk keuntungan dari kendaraan murah merupakan tantangan bagi produsen mobil mana pun. Namun, penundaan Tesla dalam mengejar mobil yang pernah disebut Musk sebagai mimpinya membuatnya jauh lebih sulit karena sekarang menghadapi lebih banyak persaingan dalam kisaran harga tersebut.
Sementara Tesla menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan Cybertruck yang sangat eksperimental, sebuah pikap listrik yang mahal, produsen mobil China telah berlari lebih dulu dengan mobil listrik yang terjangkau, meraih pangsa pasar, mendapatkan skala ekonomi dan menawarkan harga murah kepada konsumen yang sulit ditandingi oleh produsen mobil Barat.
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulaikha
Kantor Berita ANTARA