Tiga Rumah Rusak dan Belasan Sapi Mati Akibat Banjir Bandang Jembrana

Ilustrasi - Banjir merendam ratusan rumah di Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana setelah hujan lebat mengguyur Minggu (11/10/2020). ANTARA/Gembong Ismadi

INFODENPASAR, Negara – Tiga rumah rusak dan belasan sapi milik warga Desa Medewi, Kabupaten Jembrana, Bali, mati, akibat banjir bandang yang menerjang wilayah tersebut.

“Ada beberapa sapi warga yang mati karena hanyut terseret banjir. Selain itu, tiga rumah warga rusak berat akibat diterjang banjir,” kata Kepala Desa atau Perbekel Medewi Nengah Wirama, saat ditemui di lokasi kejadian di Banjar Loloan, Jumat (15/01/2021).

Ia mengatakan, lokasi di Banjar atau Dusun Loloan tersebut sudah sering diterjang banjir, yang tidak hanya membahayakan warga, tapi juga merusak infrastruktur seperti jalan dan jembatan.

Menurutnya, air berasal dari luapan sungai perbatasan Desa Medewi dan Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan yang berhulu di hutan wilayah setempat.

Untuk rumah warga yang rusak, ia mengatakan, akan dibuatkan proposal bantuan ke Pemerintah Provinsi Bali.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan BPBD. Untuk rumah yang rusak akan diusulkan bantuan ke pemerintah provinsi,” katanya.

Meskipun banjir cukup besar melanda kawasan tersebut, ia mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam bencana alam ini.

Di sisi lain petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang terdampak banjir.

Baca juga: Dua korban tenggelam di Jembrana ditemukan

“Kami juga membantu warga membersihkan rumah maupun fasilitas umum dari bekas-bekas banjir. Bersama TNI, Polri, relawan dan masyarakat kami bahu membahu membantu warga,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jembrana I Gusti Ngurah Dharma Putra.

Informasi yang dihimpun dari kalangan warga menyebutkan, luapan air sungai yang besar mulai masuk ke rumah warga Jumat sekitar pukul 01.00 wita dinihari.

Saat banjir bandang datang, warga berusaha menyelamatkan diri beserta barang berharga miliknya ke badan jalan yang lebih tinggi.


Pewarta : Naufal Fikri Yusuf
Editor : Muhammad Yusuf

Kantor Berita ANTARA