INFODENPASAR, Klungkung – Tim Search And Rescue (SAR) mengevakuasi jasad pria yang belum diketahui identitasnya terapung di Perairan Devils Tear, Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Jumat (10/03/2023).
Koordinator Unit Siaga SAR Nusa Penida Cakra Negara mengatakan jasad pria tersebut pertama kali ditemukan terapung oleh nelayan di Perairan Devils Tear, Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung, kira-kira pada pukul 08.30 WITA.
Saat ditemukan jasad pria tersebut masih menggunakan kaos hitam lengan panjang dan celana pendek hitam, serta menggunakan sendal dan kaos kaki.
“Kami menerima info dari Polsek Nusa Penida bahwa telah ditemukan mayat mengapung di seputaran Nusa Lembongan, ditemukan oleh nelayan setempat,” kata Cakra Negara.
Setelah mendapat informasi adanya penemuan mayat seorang laki-laki, Tim SAR menerjunkan empat orang personel dari Unit Siaga SAR Nusa Penida dengan menggunakan perahu karet.
“Kita temukan mayat dalam kondisi terapung dan sudah diikat oleh nelayan sehingga memudahkan kami untuk melakukan evakuasi,” kata Cakra Negara.
Dia mengatakan saat pertama kali terlihat posisi jenazah berada 300 meter dari tebing. Para nelayan lalu mengikat, kemudian mengangkat jasad pria tersebut menuju ke atas tebing yang ada di sekitar lokasi penemuan jasad pria tersebut.
Setelah tim SAR sampai di lapangan, jasad pria tersebut dinaikkan ke dalam perahu karet milik SAR Nusa Penida lalu dievakuasi menuju Pelabuhan Banjar Nyuh, Nusa Penida dan tiba di Pelabuhan Banjar Nyuh sekitar pukul 09.35 WITA.
Jasad pria tersebut lalu dibawa ke RSUD Gema Santi, Nusa Penida, Klungkung.
“Untuk identitas korban saat ini, kami belum mengetahui karena sampai saat ini kami belum menerima laporan bahwa ada warga maupun orang hilang. Jadi masih menunggu pemeriksaan dari pihak rumah sakit atau pun pihak kepolisian,” kata Cakra Negara.
Unsur SAR yang dilibatkan dalam proses evakuasi tersebut terdiri dari Basarnas Bali, Polsek Nusa Penida, Pos AL Nusa Penida, Sub Sektor Polsek Nusa Lembongan, BPBD Klungkung, Tim Medis RS Gema Shanti, dan nelayan setempat.
Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Risbiani Fardaniah
Kantor Berita ANTARA
