Kemendag Dorong Pelaku Usaha Sasar Ekspor Negara Nontradisional

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat meninjau pameran Legendary Brand Festival bertajuk “World Class Brands as National Heroes” di Jakarta, Sabtu (25/2/2023). (ANTARA/Adimas Raditya)

INFODENPASAR, Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong agar pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengembangkan usaha dan menyasar ekspor di negara-negara nontradisional.

“Karena barang-barang ini stagnan, maka kita harus menyasar ke negara nontradisional. Ini cocok sekali dengan UMKM,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam acara Legendary Brand Festival di Jakarta, Sabtu (25/02/2023).

Zulkifli mengungkapkan, kegiatan ekspor di negara-negara Amerika dan Eropa saat ini tengah melambat diakibatkan kondisi geopolitik serta ancaman resesi global.

Meski demikian, negara-negara nontradisional misalnya di kawasan Asia Selatan seperti Bangladesh, Pakistan, dan India memiliki potensi perdagangan yang sangat besar bagi pelaku usaha di Tanah Air.

Ia menjelaskan, Indonesia mengalami surplus transaksi perdagangan dengan Bangladesh sebesar 2 miliar dolar AS, dengan Pakistan surplus 3 miliar dolar AS, dan India surplus 9 miliar dolar AS.

Selain Asia Selatan, negara-negara lain yang potensial untuk dijadikan mitra dagang yakni di kawasan Afrika dan Timur Tengah.

Ia menyebut, populasi negara-negara nontradisional tersebut mencapai hampir 3,5 miliar jiwa sehingga membuka peluang besar bagi produk-produk dalam negeri.

“Daya beli di sini sangat tinggi, sungguh kehilangan yang cukup besar apabila tidak dimanfaatkan pengusaha dari Indonesia,” kata pria yang akrab disapa Zulhas tersebut.

Lebih lanjut Zulhas menyampaikan, umumnya negara-negara nontradisional juga tidak meminta syarat yang berat untuk dipenuhi dalam hal kesepakatan jual beli, seperti yang biasa dilakukan oleh negara di Amerika atau Eropa.

Misalnya, negara di Asia Selatan tidak menuntut untuk dilakukan transaksi ekspor barang ke Indonesia meski negaranya mengimpor barang dari Indonesia.

“UMKM Indonesia jual ke sana nggak cerewet. Kalau barat cerewet sekali, kalau kita jual sama mereka, mereka juga minta jual apa ke kita,” ujarnya.

Ia menambahkan, Kemendag juga turut membantu membuka akses transaksi ekspor ke negara-negara tersebut agar biaya logistik tetap murah.

Cara itu dilakukan melalui perjanjian dagang dengan beberapa negara sebagai lokasi pengumpan (hub) barang-barang ekspor, untuk selanjutnya diteruskan ke negara-negara tujuan.

“Ke Timur Tengah itu bisa lewat Uni Emirat Arab, selanjutnya bisa ke Asia Selatan atau Afrika,” kata Zulhas.


Pewarta : Adimas Raditya Fahky P
Editor : Siti Zulaikha

Kantor Berita ANTARA