Sekda Bali Titip Soal Insentif UMKM dan Pendidikan ke Stafsus Presiden

Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra saat berbincang dengan Staf Khusus Presiden Gracia Josaphat Jobel Mambrasar (Antaranews Bali/HO-Pemprov Bali/2020)

INFODENPASAR.ID, Denpasar – Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menitipkan masukan pada Staf Khusus Presiden Gracia Josaphat Jobel Mambrasar agar akses insentif bagi UMKM dan sektor pendidikan di Pulau Dewata dapat ditingkatkan.

“Terkait dengan kondisi pandemi saat ini, saya berharap insentif kepada UMKM oleh pemerintah pusat bisa ditingkatkan lagi. Negara harus berpihak kepada UMKM dan kita tahu daya serap KUR untuk UMKM sangat tinggi selama ini,” kata Dewa Indra saat menerima kunjungan Stafsus Presiden yang akrab disapa Billy Mambrasar itu di Denpasar, Minggu (29/11/2020).

Menurut dia, penyaluran KUR sangat membantu pelaku UMKM bisa tetap bertahan di tengah guncangan ekonomi akibat dampak COVID-19.

Pihaknya berharap supaya akses UMKM terhadap KUR bisa lebih luas lagi sehingga Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dekat dengan masyarakat bisa diberikan perhatian agar juga bisa menyalurkan KUR. Selama ini hanya bank besar yang menyalurkan KUR.

Selain itu, Dewa Indra juga menyampaikan kebutuhan guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) saat ini masih kurang dan mayoritas sekolah masih mengandalkan guru dengan status tenaga kontrak.

“Padahal Kementerian selalu mengalokasikan dana untuk peningkatan mutu pendidikan guru bagi PNS, sehingga guru tenaga kontrak tidak bisa mengikutinya,” ucapnya.

Selain itu, data yang disampaikan oleh Menpan-RB mengatakan jika PNS sudah banyak. “ASN yang paling banyak itu ada di Kementerian, tetapi di daerah, seperti halnya PNS guru masih kurang. Alokasi guru PNS di Bali masih sedikit, kebanyakan guru kontrak dengan gaji kecil,” katanya.

Selain itu, guru dengan pendidikan khusus untuk sekolah luar biasa (SLB) di Bali juga terbatas. Bahkan tidak jarang guru umum harus bertugas di SLB yang secara pendidikan tidak “nyambung”.

Terakhir, Sekda Dewa Indra menitipkan masukan terkait dengan sektor pariwisata Bali yang mengalami dampak luar biasa akibat adanya pandemi COVID-19.

Dia mengemukakan, selama ini pariwisata Bali telah menyumbang 41 persen devisa kepada negara. Di samping itu, 54 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali merupakan dari sektor pariwisata.

“Setelah pandemi banyak pegawai yang dirumahkan atau diputus kerja. Meski saat ini wisatawan domestik telah dibuka, namun masih terbatas. Tiket pesawat ke Bali kalau bisa lebih murah. Saat ini tiket ke Bali masih cukup tinggi harganya,” katanya.

Hal tersebut juga menjadi kendala wisatawan domestik. Menurut dia, dengan harga tiket yang murah, kedatangan wisatawan ke Bali bisa terus meningkat.

“Kami berharap kegiatan Kementerian atau Lembaga bisa diarahkan ke Bali untuk pelaksanannya. Dengan demikian, sedikit tidaknya akan membantu perekonomian masyarakat Bali,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar mengatakan sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Sekda Dewa Indra dan akan menyampaikan hal tersebut kepada menteri terkait serta Presiden Joko Widodo langsung agar mendapat perhatian.

“Sesuai dengan tugas pokok saya sebagai staf khusus presiden, yakni Pendidikan, Pembangunan SDM, Entrepreneurship serta Komprehensif, maka apa yang disampaikan tadi akan saya laporkan kepada menteri terkait dan juga akan saya laporkan kepada Pak Presiden,” ujarnya.

Billy mengatakan, kedatangannya ke Pulau Dewata untuk mengunjungi mahasiswa Papua yang sedang melaksanakan kuliah di Bali. Selain itu juga bertemu dengan petani milenial Bali dalam rangka program Food Estate serta berkunjung ke komunitas untuk memberikan motivasi.


Pewarta : Ni Luh Rhismawati
Editor : Masuki M Astro

Kantor Berita ANTARA